"Sejalan dengan konsep nawacita yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI Jokowi-Jusuf Kalla dalam masa pemerintahannya. Untuk itu Kementerian Perhubungan akan membangun konektivitas untuk Jabar bagian Selatan khususnya Sukabumi," kata Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi di Sukabumi, Selasa.
Ia menambahkan selama ini wilayah tersebut sering terabaikan. Oleh karena itu pihaknya akan memberikan tiga prioritas pembangunan dan fasilitas sekaligus diantaranya adalah jalan Tol Bocimi, jalur ganda kereta api dan bandar udara atau bandara.
Jalur double track itu nantinya akan menghubungkan Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Bandung. Sementara Bandara dibuat untuk meningkatkan potensi pariwisata Sukabumi dengan mempermudah akses kedatangan wisatawan mancanegara.
Oleh karena itu pihaknya bolak balik ke Sukabumi untuk menjelaskan apa yang akan dibangun bersama perwakilan DPR dan Bupati Sukabumi untuk mendapat aspirasi, juga demi mematangkan program-program yang akan dilaksanakan.
Hal tersebut juga ditambahkan oleh Direktur Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Moerwanto bahwa daerah ini memang banyak tertinggal dalam berbagai daya saing salah satunya di bidang konektivitas insfrastruktur.
Mengingat hingga saat ini biaya logistik yang dikeluarkan sangat tinggi, maka pemerintah berusaha mencari solusi untuk memecahkan permasalahannya.
"Ini tantangan kita agar salah satunya bisa mengurangi biaya logistik. Tugas kita untuk membackup jalur logistik utama karena selama ini angkutan logistik lebih dari 90 persen menggunakan jalur darat, maka kami berusaha kendalikan dengan pembangunan bandara dan jalur ganda kereta api," katanya.
Selain pembangunan infrastruktur yang bisa menekan biaya distribusi, hal ini juga akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu melalui peserta dialog dari delapan perguruan tinggi di Sukabumi pihaknya mengimbau agar masyarakat Sukabumi mempersiapkan dirinya untuk bisa bersaing terutama dalam penciptaan SDM yang unggul terutama dalam penguasaan bahasa asing.
"Maraknya tenaga kerja asing yang ada di Indonesia ini karena kita sendiri justru semakin tergerus dengan nilai-nilai negatif seperti narkoba dan hal-hal buruk lainnya. Untuk itu kita harus tingkatkan kapasitas dengan kemampuan global," tambah Arie.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017