Jakarta (ANTARA News) - Pada musim sebelumnya sebagian petani gagal panen akibat serangan wereng dan serangan virus kerdil rumput, namun kini petani Desa Mekarjaya Kec. Compreng , Kabupaten Subang tinggal menghitung hari untuk melaksanakan panen raya.
Awalnya banyak petani yang belum memahami masalah puso pada tanamannya dan mereka menyebutnya dengan istilah serangan penyakit klowor.
Areal seluas 600 hektar yang ditanami varietas padi Inpari 33 telah menjawab kegalauan petani.
Eradikasi dan penggunaan varietas tahan anjuran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian awalnya sangat diragukan dan ditakutkan petani setempat.
Hal yang wajar jika petani tidak percaya begitu saja dengan rekomendasi tersebut tetapi saat ini bukti itu tidak bisa terelakkan.
Memberi pemahaman tentang resiko kegagalan panen akibat hama wereng dan penyakit awalnya memang cukup sulit diterima petani tetapi lambat laun petani bisa memahami dengan baik.
Pilihan untuk melakukan pergiliran varitas suka atau tidak suka petani mulai mencoba dan ternyata hingga tanaman berumur 95 hari kondisi sangat bagus dan bebas dari serangan hama penyakit.
Bantuan benih dan anjuran paket teknologi yang diberikan kepada petani beberapa waktu yang lalu pelan-pelan mulai dirasakan manfaatnya.
Tidak dipungkiri bahwa belum seluruhnya wilayah Kecamatan Compreng aman dari serangan hama penyakit hal ini dikarenakan masih ada beberapa desa lain yang masih melakukan pertanaman tidak serempak, dan penggunaan verietas lain yang relatif rentan terhadap hama wereng coklat.
Dari hasil pengamatan dilapangan(5/11/2017), ada salah satu desa di Jatireja yang melakukan tanam tidak serempak dan hal seperti ini yang dikhawatirkan akan menjadi sumber inokulum penyakit untuk tanaman berikutnya.
Sebagai contoh disalah satu areal, masih ada lahan seluas 15 hektar yang ditanami padi yang rentan dengan serangan hama wereng cokelat dengan umur yang beragam, seperti padi ketan Grendel, IR42, Ciherang, dan Pertiwi.
Varietas-varietas tersebut terlihat tumbuh baik dan nampak tidak terlihat ada serangan, tetapi setelah dilakukan pengamatan ternyata ada populasi hama wereng dan serangan virus kerdil pada pertanaman tersebut.
Masduki anggota Gapoktan dari Desa Mekarjaya mengatakan bahwa varietas Inpari 33 yang telah ditanam saat ini terlihat sangat bagus dan tidak ada gejala serangan hama maupun penyakit, lebih lanjut Masduki mengatakan bahwa "jika tidak mau dengan resiko kegagalan panen solusinya gunakan varietas Inpari 33", demikian ucap pria yang sudah empat tahun menekuni tanam padi di Desa Mekarjaya.
Usman, Ketua Gapoktan Desa Mekarjaya saat itu juga merasakan hal yang sama, tidak menyangka tanaman padi yang sekarang ditanam akan sebagus ini dan ia berharap hasil panen bisa tinggi tinggi sehingga duka petani akibat puso musim lalu bisa terobati dengan hasil panen yang sebentar lagi akan tiba.
Kepala BB Padi Dr. Ismail Wahab dalam arahan terpisah selalu menegaskan untuk selalu melakukan monitoring perkembangan hama dan melakukan pemilihan varietas yang tepat karena pemilihan varietas sangat menentukan keberhasilan khususnya dalam pengendalian serangan hama wereng coklat dan menghindari kegagalan panen.
Kementerian Pertanian tidak henti-hentinya untuk selalu menghasilkan terobosan inovasi demi kemajuan petani dan keberhasilan dalam swasembada pangan.(Shr/Spt)
Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017