Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan menjanjikan bantuan pelatihan jangka panjang bagi atlet Indonesia di negeri Ginseng tersebut selama satu hingga dua tahun, menyusul pertemuan President Seoul Olympic Sport Promotion Foundation Jae-ho Park dengan Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo di kantor KONI Pusat di Jakarta, Kamis. Dalam pertemuan itu, pemerintah Korsel melalui Jae-ho Park yang didampingi Sekjen Dewan Olahraga Korsel Jae-chol Kim menyatakan siap menyambut para atlet Indonesia yang datang ke Korsel untuk berlatih di cabang Taekwondo, Panahan dan Menembak. "Ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan bilateral Presiden RI dengan pemerintah Korsel, dan mereka setuju untuk memberi pelatihan kepada para atlet Indonesia di Korsel," kata Rita Subowo. "Atlet lapis kedua Indonesia sudah bisa dikirim dan berlatih ke Korsel tahun depan, dan seluruhnya dibiayai pemerintah Korsel" tambahnya. Namun, menurut Ketua Umum KONI Pusat, dalam pertemuannya, pemerintah Korsel menyatakan juga berharap agar Indonesia mau mendukung Korsel dalam upaya pencalonan negara itu untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin mendatang. "Mereka (Korsel) ingin Kiongyang bisa menjadi tuan rumah untuk olimpiade musim dingin dan mereka mendapat saingan dari Austria yang juga mengajukan lamaran untuk menjadi tuan rumah ajang multi event musim dingin itu," katanya. Disinggung tentang latar belakang Indonesia mendukung pencalonan Korsel menjadi tuan rumah musim dingin itu, Ketua Umum KONI Pusat mengatakan, Indonesia punya keterikatan moral sebagai sesama negara Asia sehingga solidaritas Asia sangat menjadi faktor alasan mendukung Korsel. "Sudah wajar kalau Indonesia adalah negara yang berada di benua Asia akan mendukung calon dari Asia lainnya, itu wujud dari solidaritas sesama Asia," katanya. Selain untuk Olimpiade musim dingin, Korsel juga sedang mencari dukungan untuk pencalonan Incheon sebagai tuan rumah Asian Games mendatang. Menurut Rita Subowo, ambisi Korsel untuk bisa menjadi tuan rumah Olimpiade sangatlah besar mengingat kesuksesan mereka menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1988 telah menghasilkan dana sekitar tiga triliun rupiah yang bisa dihimpun, dan dana itu telah menjadi dana abadi di Korsel. "Bayangkan mereka mampu menghimpun dana tiga juta dolar AS setelah penyelenggaraan Olimpiade 1988, dan sekarang dana itu menjadi dana abadi olahraga Korsel," katanya. Seusai pertemuan dengan Ketua Umum KONI Pusat itu, delegasi Korsel tersebut berkesempatan berkeliling meninjau areal komplek Gelora Bung Karno.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007