Jakarta (ANTARA News) - Dua balai Kementerian Perindustrian, yakni Balai Pengembangan Persepatuan Indonesia Sidoarjo dan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta fokus melakukan riset untuk memajukan industri persepatuan.
"Kalau yang di Yogyakarta diarahkan riset untuk teknologi materialnya, apakah nanti cara penyamakannya, bagaimana kekuatan bahannya bisa ditingkatkan, termasuk meminimalisir penggunaan bahan kimia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara di Jakarta, Selasa.
Sedangkan, Balai Pengembangan Persepatuan Indonesia Sidoarjo akan fokus mengembangkan desain, hingga bagaimana produk tersebut dapat diminati oleh pasar.
Menurut Ngakan, industri kulit, produk kulit dan alas kaki masih harus menghadapi berbagai tantangan, salah satunya soal lingkungan, di mana proses penyamakan kulit masih banyak yang menggunakan bahan-bahan kimia.
"Kita mendorong agar industri penyamakan kulit mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Sehingga bisa lebih ramah lingkungan," ujar Ngakan.
Selain itu, lanjut Ngakan, tantangan dari segi pasokan bahan baku kulit juga masih ada, baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor.
"Kalau impor, itu sangat selektif. Kita tidak bisa impor dari negara-negara yang masih kena penyakit kuku dan mulut. Itu masih menjadi kendala. Di sisi lain, kulit kita yang bagus juga masih di ekspor," papar Ngakan.
Untuk itu, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan guna mencari solusi agar bahan baku kulit dengan kualitas baik juga diserap untuk industri di dalam negeri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017