COP 23 bertugas memetakan panduan penerapan Kesepakatan Paris, yang disepakati oleh hampir setiap negara di dunia pada 2015.
Kesepakatan Paris bertujuan menanggulangi perubahan iklim dengan memangkas emisi gas rumah kaca dan menetapkan sasaran global untuk menjaga kenaikan temperatur rata-rata tidak lebih tinggi daripada dua derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
Pada upacara pembukaan COP 23, Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa mengatakan, "Bersama dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan, kita memiliki jalur jelas untuk sepenuhnya menangani perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan."
Espinosa menguraikan bahwa kerja pemerintah akan dibahas di Bonn. Tujuannya untuk mengambil langkah mendasar selanjutnya guna memastikan sistem operasi Kesepakatan Paris selesai tepat waktu dan cara itu, serta sarana untuk melaksanakannya, diperkuat.
Presiden COP 23 yang baru dipilih, Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama, mengatakan, "Di seluruh dunia, sangat banyak orang menderita, kebingungan karena kekuatan yang mereka hadapi. Tugas kita sebagai pemimpin ialah merespons penderitaan dengan segala cara yang tersedia buat kita."
Wakil Khusus China mengenai Perubahan Iklim, Xie Zhenhua, mengatakan dalam konferensi pers sebelum COP 23 bahwa Beijing berharap semua peserta dapat mencapai rancangan panduan yang mencerminkan keperluan semua pihak dan semua unsur penting dalam Kesepakatan Paris.
Dalam konferensi pers delegasi China di Bonn pada Senin, Lu Xinming, perunding dari Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC), menyatakan pertemuan Bonn dilakukan pada "fase krusial" bagi penjabaran panduan pelaksanaan Kesepakatan Paris dan juga untuk memerangi perubahan iklim di seluruh dunia.
Lu mengatakan China telah membuat cukup banyak persiapan untuk pertemuan tersebut dan telah mengajukan lima usul ke pertemuan itu mengenai penerapan Kesepakatan Paris, yang menunjukkan "sikap pro-aktif China.
Berjanji bahwa China akan memainkan peran konstruktif dan pro-aktif selama COP 23, Lu mengatakan kepada wartawan bahwa negerinya juga akan menjadi tuan rumah 23 acara sampingan selama COP 23 untuk menyampaikan kebijakan iklim China, dan capaian-capaian penanganan perubahan iklim.
Pemerintah Jerman memperkirakan 25.000 tamu, termasuk wakil dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah, serta 1.500 wartawan, menghadiri konferensi Bonn --yang akan berlangsung sampai 17 November.
Menurut siaran pers COP 23, para peserta juga akan membahas berbagai masalah termasuk memeriksa kemajuan pengiriman dukungan 100 miliar dolar AS untuk negara berkembang sampai 2020 dan penerapan Amandemen Doha mengenai kesepakatan pengurangan emisi internasional, Protokol Kyoto, demikian siaran kantor berita Xinhua.(Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017