Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira di Jakarta, Senin, mengatakan pemerintah perlu hati-hati dalam menentukan kebijakan untuk mengejar target penerimaan pajak di sisa tahun, agar tidak membuat investor gelisah.
"Jangan sampai investor asing menahan rencana investasinya salah satunya karena rezim pajak yang makin agresif dan ketidakpastian politik," kata Bhima.
Bhima mengatakan pemerintah perlu menjaga tren pertumbuhan investasi langsung atau Pembentukkan Modal Tetap Bruto (PMTB) di atas tujuh persen. Pasalnya, kontributor lainnya terhadap penggerak pertumbuhan ekonomi seperti konsumsi rumah tangga dan ekspor tidak begitu menjanjikan di kuartal IV 2017.
"Satu-satu nya harapan ada di investasi PMTB yang naik 7,11 persen (yoy) kuartal III 2017 ini," ujarnya
Hingga pertengahan Oktober 2017, data Direktorat Jenderal Pajak menyebutkan realisasi penerimaan pajak hingga pertengahan Oktober 2017 baru mencapai Rp876,58 triliun atau sekitar 68,29 persen dari target yang ditetapkan dalam APBNP sebesar Rp1.283,6 triliun.
Artinya, masih ada sekitar 31 persen target penerimaan pajak yang harus dikejar.
"Sembari mengejar penerimaan, sekarang pemerintah juga perlu menjaga iklim investasi sampai akhir tahun kondusif," ujar Bhima.
Lebih lanjut, Bhima menilai kontributor pertumbuhan lainnya seperti konsumsi rumah tangga masih memiliki peluang untuk kembali ke tren pertumbuhan di atas lima persen. Hal itu, jika melihat tren musiman yakni konsumsi tinggi di akhir tahun saat periode Natal dan Tahun Baru.
Hal tersebut memang bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak akan optimal jika tidak dibantu dengan aliran investasi untuk menggerakkan sektor riil.
Setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2017 yang sebesar 5,06 persen (yoy), Bhima memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun akan berada di 5,05 persen (yoy). Proyeksi itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017