New York (ANTARA News)- Dewan Keamanan PBB, Rabu waktu setempat, mengatakan pihaknya akan memperpanjang mandat pasukan koalisi multinasional di Irak. Pemerintah Irak meminta Dewan memperpanjang mandat pasukan koalisi dalam sepucuk surat 8 Juni, dan Menlu Hoshyar Zebari, Rabu, memberikan penjelasan pada Dewan tentang situasi di Irak. Ia menjelaskan tentang pelaksanaan rencana keamanan pemerintahnya untuk mengakhiri konflik antara kelompok Sunni dan Syiah. Utusan PBB untuk Irak, Ashraf Qazi, juga melaporkan kepada Dewan Keamanan tentang kegiatan-kegiatan Missi Bantuan PBB di Irak. Dewan mengecam serangan bom di sebuah masjid Syiah di Samarra dan menyerukan "semua warga Irak menahan diri dan menolak provokasi-provokasi." Sekjen PBB Ban Ki Moon sebelumnya mengatakan ia "sangat terkejut" dengan serangan bom itu dan mendesak kedua pihak mencegah agar konflik tidak meningkat. Serangan itu "jelas bertujuan untuk memprovokasi konflik sektarian dan merusak perdamaian dan stabilitas Irak," kata sebuah pernyataan jurubicara Ban, seperti dilaporkan DPA. Ban mengimbau semua pihak "menghindari tindakan balas dendam yang kejam" dan mendesak para pemimpin agama dan politik di wilayah itu membantu mempertahankan ketenangan. Para pembom di Irak menghancurkan dua menara masjid Syiah di Samarra, Rabu, mengulangi serangan tahun 2006 terhadap masjid itu yang memicu gelombang aksi kekerasan sektarian yang menewaskan ribuan orang dan membawa negara itu ke jurang perang saudara. Qazi juga mengecam "serangan yang melanggar kesucian" itu sebagai "kejahatan yang mengerikan dan sangat buruk yang para pelaku sekali lagi berniat untuk meningkatkan konflik sektarian, merusak usaha-usaha yang bertujuan bagi rekonsiliasi nasional dan merusak prospek perdamaian dan stabilitas di Irak." (*)
Copyright © ANTARA 2007