Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak generasi muda Indonesia agar menangkap peluang usaha dari perkembangan ekonomi digital saat ini.
Pasalnya, gelombang digitalisasi tidak hanya menjadi tantangan bagi pasar produk komersial, namun ke depannya juga akan merambah ke sektor industri.
“Untuk itu, perlu peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sehingga mampu menghadapi gempuran digitalisasi industri. Salah satu kunci pengembangannya adalah mengasah keterampilan termasuk berbahasa Inggris,†kata Airlangga lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Airlangga menyampaikan hal itu pada Wisuda SMK SMTI Yogyakarta dan Politeknik AKA Bogor di Yogyakarta.
Menurutnya, pasar ekonomi digital di Indonesia saat ini mencapai 11 miliar dollar AS dan diproyeksi meningkat menjadi 110 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan.
“Industri digital dapat mendongkrak perekonomian nasional. Diharapkan, para lulusan wisuda mulai menyesuaikan serta bersiap menyambut tren teknologi industri dan Industry 4.0 sebagai keberlanjutan era ekonomi digital,†paparnya.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program strategis dalam upaya meraih potensi tersebut melalui pendidikan vokasi.
Konsep yang diusung adalah link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. Tujuannya untuk menghasilkan para tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
“Pertumbuhan industri ditentukan oleh tiga faktor, yaitu investasi, teknologi dan SDM. Ketersediaan SDM industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing,†ungkap Airlangga.
Kemenperin juga memfokuskan untuk peningkatan fasilitas di SMK melalui kerja sama dengan industri sehingga bisa setara antara materi praktik dan proses produksi di perusahaan.
“Selain itu, kami mulai memperbaiki kurikulum SMK dalam program vokasi ini,†imbuhnya.
Pada wisuda kali ini, terdapat 232 lulusan yang terdiri dari 218 lulusan SMK SMTI Yogyakarta dan 14 lulusan Program Diploma I Analis Kimia kerja sama SMTI Yogyakarta dengan Politeknik AKA Bogor.
"Fasilitas di sini sudah sesuai dengan kebutuhan industri. Tadi saya melihat simulasi untuk proses di industri dan analisis kimianya memang sudah siap untuk di lapangan pekerjaan," kata Airlangga.
Airlangga menegaskan, seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin telah memiliki spesialisasi bidang industri tertentu dan didukung dengan sarana penunjang seperti ruang workshop, laboratorium, dan Teaching Factory yang sesuai dengan industri.
“Kami juga lengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk penyelenggaraan sertifikasi kompetensi,†ucapnya.
Menteri Airlangga menyatakan, lulusan SMK dan Politeknik di lingkungan Kemenperin, seluruhnya terserap di industri dalam waktu kurang dari enam bulan.
“Misalnya di SMTI Yogyakarta, dalam kesempatan wisuda ini, penyerapannya sudah mencapai 97 persen, karena lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Capaian inilah yang ingin kami tularkan ke seluruh pendidikan vokasi di Indonesia, dan kami mulai dari SMK,†jelasnya.
Saat ini, Kemenperin memiliki 9 SMK, 9 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia karena berhasil membangun sistem pendidikan yang benar-benar berbasis kompetensi serta link and match dengan dunia industri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017