Ternate (ANTARA News) - Warga Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), khususnya yang bertempat tinggal di dekat kali, setiap menghadapi musim hujan selalu dihantui bencana banjir lahar dingin Gunung Gamalama seperti pada 2012.
"Setiap turun hujan lebat, kami sekeluarga selalu diliputi kekhawatiran hujan lebat itu akan mengakibatkan banjir lahar dingin seperti pada 2012," kata seorang warga di Kelurahan Dufa-Dufa Ramli Umanailo, Minggu.
Banjir lahar dingin Gunung Gamalama yang menerjang sejumlah wilayah di Ternate pada 2012, selain menewaskan belasan warga yang rumahnya berada di bantaran kali, juga merusak ratusan rumah warga, termasuk puluhan fasilitas umum.
Ramli yang rumahnya berada di dekat kali Tugu Rara, yang merupakan salah satu alur aliran lahar dingin Gunung Gamalama, mengaku telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana itu, seperti mengamankan dokumen dan barang penting lainnya.
Selain itu, mereka selalu mengamati perkembangan kondisi aliran air di kali dan jika dinilai berpotensi terjadi banjir lahar dingin, langsung mengungsi ke tempat yang aman, yang telah disiapkan pihak pemerintah setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ternate, Hasim Yusup membenarkan Ternate merupakan daerah rawan bencana banjir lahar dingin, terutama di wilayah sekitar kali yang menjadi alur aliran lahar dingin Gunung Gamalama, seperti di wilayah Tubo, Dufa-Dufa, Loto dan Togafo.
Namun BPBD telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak dari kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin pada musim hujan yang mulai berlangsung November ini dan diperkirakan akan mencapai puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2018.
Menurut dia, langkah itu di antaranya melakukan pengerukan di kali yang menjadi alur aliran lahar dingin, memasang alat peringatan dini bencana banjir di sejumlah lokasi serta terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka harus lakukan jika terjadi bencana banjir lahar dingin.
BPBD bersama instansi terkait lainnya juga telah menyiapkan jalur evakuasi warga jika terjadi bencana banjir lahar dingin, termasuk tempat penampungan warga yang diungsikan dan penyediaan logistik serta posko kesehatan.
"Peran warga sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak dari bencana banjir lahar dingin, seperti tidak membangun rumah di daerah bantaran kali, yang sudah ditetapkan sebagai kawasan terlarang serta tidak membuang sampah di kali," katanya.
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017