Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Kamis pagi, naik 10 poin menjadi Rp9.040/9.045 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.050/9.083, karena pelaku melepas dolar AS. "Pelaku pasar berspekulasi melepas dolar AS untuk mencari untung, namun spekulasi itu relatif masih kecil, sehingga kenaikan rupiah tidak besar," kata Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Adrian di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pelaku lokal masih ragu-ragu untuk melepas dolar AS lebih besar, mereka menunggu pelaku asing apakah akan kembali membeli dolar AS untuk obligasi AS yang imbal hasilnya cukup besar. Besarnya hasil surat utang AS itu mengakibatkan pelaku cenderung membeli dolar AS, bahkan bank sentral AS (The Fed) juga menahan rencana kenaikan suku bunga, katanya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah itu, karena dolar AS saat ini turun terhadap yen dan euro karena pelaku asing sedang memfokuskan perhatian terhadap ekonomi AS akibat kekhawatiran bank sentral AS mengenai inflasi yang cenderung meningkat. Dolar AS terhadap yen turun menjadi 122,55 dari sebelumnya 122,70, euro terhadap dolar AS menjadi 1,3310, dan euro naik terhadap yen menjadi 163,20. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat pada penutupan pasar nanti, apabila kondisi seperti ini masih berlanjut," katanya. Menurut dia, rupiah sebenarnya dinilai stabil, karena pergerakannya tidak jauh antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS, apabila rupiah menguat, maka kisaran masih di level Rp9.000 per dolar AS, dan bila merosot maka akan mendekati level Rp9.100 per dolar AS. Karena itu, tidak perlu dikhawatirkan bahwa rupiah akan terus melemah hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS, karena pada level tersebut rupiah dinilai masih cukup aman, katanya. Rupiah, lanjutnya, memang sempat menembus di bawah level Rp9.000 per dolar AS mencapai Rp8.675 per dolar AS yang menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia cukup bagus. Pergerakan rupiah pada level sekarang juga sebenarnnya menunjukkan fundamental Indonesia membaik yang penting adalah bagaimana rupiah berada dalam kondisi yang stabil, ucapnya. Para pelaku pasar juga saat ini sedang memperhatikan pertemuan dua hari Bank Sentral Jepang (Boj) yang akan memperluas suku bunganya yang saat ini masih bertahan pada 0,5 persen. BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunganya pada Agustus mendatang, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007