Jakarta, 14 Juni 2007 (ANTARA) - International Network for Bamboo and Rattan (INBAR) dan pemerintah Indonesia yang diwakili Departemen Kehutanan sepakat melakukan kerjasama pengembangan bambu. Kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) tersebut ditandatangani pada hari Rabu, 13 Juni 2007 di Jakarta, merupakan dokumen perjanjian kerjasama antara INBAR dengan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Departemen Kehutanan mengenai rencana kerjasama pengembangan bambu di Indonesia selama 5 tahun. MoU ini merupakan 'payung kerjasama' dan akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Detailed Project Proposal. Proposal tersebut akan disusun oleh INBAR bersama-sama dengan Direktorat Jenderal RLPS dan selanjutnya akan disampaikan kepada lembaga donor untuk mendapatkan bantuan pendanaan. Tahap awal kegiatan akan difokuskan pada pembangunan model rumah bambu tahan gempa di kabupaten Bantul, DIY dengan biaya relatif murah, berkisar antara US$ 600 sampai dengan US$ 800 per unit rumah. Berikutnya, tahap kegiatan akan mencakup bidang yang lebih luas antara lain peningkatan kemampuan kelembagaan, penelitian terapan dan pengembangan sumberdaya bambu, pertukaran tenaga ahli, alih teknologi, dan training bidang budidaya, manajemen, dan pemrosesan bambu. Latar belakang perlunya dikembangkan sumberdaya bambu adalah bahwa bambu merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek cukup menjanjikan bila dikembangkan dalam skala luas di sektor kehutanan. Manfaat bambu secara ekonomis dan ekologis, antara lain, bila dibandingkan dengan komoditas kayu, tanaman bambu mampu memberikan peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar hutan dalam waktu relatif cepat, yaitu 4-5 tahun. Manfaat ekonomis lainnya adalah pemasaran produk bambu baik berupa bahan baku sebagai pengganti kayu maupun produk jadi antara lain berupa sumpit (chop stick), barang kerajinan (furniture), bahan lantai (flooring), bahan langit-langit (ceiling) masih sangat terbuka untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor. Dari sisi ekologis, tanaman bambu memiliki kemampuan menjaga keseimbangan lingkungan karena sistem perakarannya dapat mencegah erosi dan mengatur tata air serta dapat tumbuh pada lahan marginal. International Network for Bamboo and Rattan (INBAR) adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang pengembangan komoditas bambu dan rotan yang didirikan tahun 1997. Penggagas berdirinya organisasi tersebut adalah Indonesia bersama negara-negara produsen bambu dan rotan lainnya antara lain RRC, India, Canada, Philipina, Bangladesh, Myanmar, Nepal, Peru, dan Tanzania. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi DR. Ir. Achmad Fauzi Mas'ud, MSc., Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007