Washington (ANTARA News) - Presiden AS George W. Bush, Rabu, secara tak langsung menuduh Suriah terlibat dalam ledakan di Beirut, Lebanon, sehingga menewaskan seorang anggota parlemen anti-Suriah dan sembilan orang lagi, yang dikatakan para pejabat AS ditujuan untuk merusak demokrasi di Lebanon. "Terdapat pola jelas pembunuhan dan upaya pembunuhan di Lebanon sejak Oktober 2004," kata Bush dalam suatu pernyataan, sebagaimana dilaporkan AFP. "Mereka yang bekerja bagi Lebanon yang berdaulat dan demokratis selalu telah menjadi sasaran. Para korban selalu adalah mereka yang berusaha mengakhiri campur-tangan Presiden Suriah (Bashar) Al-Assad dalam urusan dalam negeri di Lebanon," katanya. Anggota parlemen Lebanon, Walid Eido (65), putra tertuanya Khaled dan delapan orang lagi tewas Rabu, dalam ledakan bom di dekat klubnya di pantai Beirut. Mayoritas anggota kubu yang berkuasa di parlemen Lebanon menyalahkan Damaskus atas peristiwa itu. "Saya dengan keras mengutuk pembunuhan hari ini," kata Bush. Ia mengatakan, "Amerika Serikat akan terus mendukung Lebanon, rakyatnya, dan pemerintahnya yang sah saat mereka menghadapi serangan ini." Serangan "terhadap lembaga negara Lebanon oleh pelaku teror dan aktivis fanatik bersenjata, penyelundup senjata lintas-perbatasan dan upaya oleh rejim di Damaskus serta Teheran untuk menyulut ketidak-stabilan di Lebanon harus dihentikan sekarang", katanya. Damaskus terus mempertahankan pengaruh di Lebanon, tempat pertikaian antara oposisi dukungan Suriah dan pemerintah dukungan Barat telah melumpuhkan politik negeri tersebut selama tujuh bulan. Eido, pemimpin komite pertahanan parlemen dari kubu Sunni, adalah anggota Gerakan Masa Depan di parlemen pimpinan Saad Al-Hariri, yang ayahnya dan mantan perdana menteri Rafiq Al-Hariri dibunuh dalam ledakan serupa di pantai lebih dari dua tahun lalu. Eido adalah anggota ketiga kubu mayoritas parlemen yang meninggal dalam ledakan bom mobil dalam dua tahun terakhir. Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack mengatakan para pejabat Amerika "mengutuk aksi teorrisme ini". "Aksi kekerasan ini jelas ditujukan untuk merusak dan menenggelamkan tekad rakyat Lebanon dan proses demokrasi di Lebanon dalamupaya membangun Lebanon yang lebih makmur, stabil dan bebas yang terbebas dari `pengaruh asing`," katanya. Ketika ditanya apakah Washington percaya Suriah berada di belakang serangan tersebut, McCormack mengatakan "terlalu cepat untuk mengatakannya". "Itu adalah pertanyaan pertama yang diajukan orang: `Apakah Suriah di belakangnya?` Saya tak dapat memberitahu anda pada saat ini. Tetapi sangat jelas ini adalah perbuatan orang yang bermaksud atau ingin merusak demokrasi di Lebanon," katanya. Namun ia menambahkan sejarah "telah memperlihatkan bahwa tindakan teror ini hanya akan memperkuat tekad rakyat yang berada di garis depan demokrasi Lebanon". Ledakan itu terjadi setelah serangkaian serangan granat dan bom mematikan baru-baru ini di ibukota Lebanon dan sekitarnya. Anggota koalisi yang berkuasa di Lebanon telah menuduh tetangga mereka, Suriah, terlibat dalam aksi tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007