Jakarta (ANTARA News) - Kemah Hutan Papua yang diselenggarakan Bentang Nusantara (Bentara) mengajak 50 orang pemuda mengikuti kegiatan bertajuk "Pemuda Menyatu dengan Alam" guna menyerukan kelestarian hutan dan menjaga hak-hak masyarakat adat Papua.

Program Manajer Bentara Papua, Yanuarius Anouw, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan hutan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat adat Papua.

"Kearifan lokal masyarakat adat Papua berusaha terus dijaga dengan baik. Meski anak-anak nantinya akan melanjutkan pendidikan ke kota, mereka tidak melupakan hutan sumber kehidupannya, tidak melupakan adat budayanya," kata Yanuarius.

"Setiap pulang ke desa, mereka akan ikut berburu di hutan atau mengumpulkan bahan makanan," sambung dia.

Masyarakat adat Papua dengan kearifan lokal mereka, seperti berburu dan mengumpulkan makanan merupakan kegiatan yang menjadi sumber pendapatan utama mereka

Menanamkan kecintaan pemuda pada hutan adalah hal yang penting dilakukan, sebab adat-istiadat bisa punah jika tidak dilestarikan karena masyarakat adat Papua sangat bergantung keberlangsungan hidupnya pada hutan.

Kemah Hutan Papua adalah sekolah adat nonrutinitas yang kemudian dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan sebagai kekuatan positif untuk merawat alam.

"Memang sudah menjadi kewajiban bagi generasi muda untuk mengenal dan bertanggung jawab atas keberadaan hutan yang merupakan aset penting bagi kehidupan umat manusia secara umum," kata dia.

Kegiatan tersebut diharapkan akan membangun kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melakukan penyelamatan hutan yang masih tersisa di Tanah Papua.

Dia mengatakan acara tersebut adalah upaya untuk mengenalkan sekaligus membangun rasa kepemilikan para generasi muda terhadap hutan di Indonesia, khususnya di Papua.

Acara kemah hutan Papua diselenggarakan pada 3-13 November 2017, berlangsung selama 11 hari di Kampung Sbaga, Distrik Klasou, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

(T.A074/B014)

Pewarta: Aubrey Fanani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2017