"Informasi dari perbincangan dengan pedagang, ada tiga informasi yang mereka harapkan kepastiannya," katanya saat meninjau kondisi pasar tersebut, Sabtu.
Informasi yang diharapkan para pedagang yaitu penyebab pasti penyebab kebakaran, kondisi kelayakan bangunan pertokoan dan kepastian lokasi penampungan agar dapat berdagang kembali.
"Pedagang ingin tahu segera bagaimana kondisi bangunan apakah masih bisa rehab atau harus bangun ulang. Hal ini memang perlu pengujian sehingga pedagang diharap bersabar," tambahnya.
Menyangkut lokasi penampungan, ia mendorong pemerintah setempat dan pedagang agar menyepakati lokasi penampungan sesegera mungkin agar aktivitas perdagangan dapat berjalan kembali.
"Pedagang memang inginnya tetap di Pasar Ateh. Tapi yang tahu bagaimana kondisi daerah adalah pemerintah dengan DPRD setempat serta pedagang. Bermusyawarah dulu, yang penting lokasinya bisa menampung semua pedagang dan aktivitas berdagang tidak sepi," jelasnya.
DPR akan ikut mendorong pemerintah melalui kementerian yang terkait agar mengambil langkah cepat terkait pendanaan penanganan pasar.
"Saya kira ada pendanaan untuk kondisi darurat dan untuk revitalisasi pasar memang ada. Dalam penggunaan anggaran penanganan musibah ada mekanisme yang harus diikuti," katanya.
Pusat pertokoan Pasar Ateh Bukittinggi terbakar pada Senin (30/10) pagi dan kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 triliun dari hasil penghitungan kasar 794 kios yang ada.
Menurut Kapolres setempat, AKBP Arly Jembar Jumhana dari penyelidikan sementara disebutkan bahwa kebakaran terjadi karena ledakan trafo di Blok C.
"Dari pendataan, di lantai dua ada 354 kios semua sudah habis. Sisanya ada yang setengah terbakar dan ada yang akan terbakar," ujarnya.
(T.KR-IFT/H014)
Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017