Bagdad (ANTARA News) - Pejuang bersenjata menewaskan tiga tentara Amerika Serikat (AS) dalam serangan terpisah di Irak, kata tentara hari Rabu, dan membuat jumlah korban tewas pada bulan Juni 2007 menjadi 31 orang. Satu tentara tewas akibat serangan bom jalanan dalam gerakan tempur di Bagdad timur pada Senin dan satu tentara lain tewas serta dua lagi cedera akibat kendaraan mereka menerjang bom jalanan pada Selasa. Seorang anggota marinir tewas hari Selasa saat melaksanakan gerakan tempur di Anbar, provinsi rusuh Sunni di barat, kata tentara. Kematian terahir itu membuat korban tewas AS di Irak sejak serbuan 2003 sampai Selasa menjadi 3.506, kata angka Pentagon, sementara kantor berita Inggris Reuters menyebut angka 3.513 orang. Sementara itu, sedikit-dikitnya dua satuan tentara Salvador di Irak diserang dengan tembakan senjata berat oleh kelompok perlawanan, kata Kementerian Pertahanan Negara El Salvador di San Salvador hari Selasa. Serangan itu, yang terjadi ahir pekan lalu, tidak membawa korban. El Salvador menempatkan sekitar 380 tentara di Irak dan satu-satunya negara Amerika Latin di negara Timur Tengah itu sejak serbuan pimpinan AS pada 2003. Sejak itu, lima tentara Salvador tewas di Irak dan lebih dari 20 lagi cedera. Tentara AS tewas di Irak mencapai 3.500 orang sesudah ledakan bom di daerah genting selatan Bagdad meruntuhkan jembatan dan menewaskan tiga serdadu, kata pengumuman tentara hari Senin. Tiga tentara AS tewas dan enam lagi cedera akibat pos pemeriksaan jagaannya dihantam bom mobil jibaku di selatan Bagdad hari Minggu, kata tentara. Satu jurubahasa juga cedera akibat serangan itu, yang menghancurkan bagian dari jalan layang di Mahmudiyah, kota di wilayah keras pertanian, yang dikenal sebagai kubu pejuang dan disebut Segitiga Maut. Jalan raya tersebut sebagian tertutup reruntuhan jembatan ambruk itu dan tentara menyatakan satuan zeni dikirim bersama buldoser dan alat berat lain untuk membersihkan jalan tersebut. Pada bulan lalu, tiga tentara AS diculik dalam sergapan pejuang atas satuan kecil penjaga pos pengamatan sementara di dekat Mahmudiyah, yang menewaskan empat tentara Amerika Serikat dan satu jurubahasa Irak. Kelompok garis depan Alqaida sepekan lalu menyatakan membunuh tentara terculik itu, yang disebut Pengamat Hak Asasi Manusia (HAM) melanggar hukum kemanusiaan antarbangsa dan yang bertanggungjawab dinyatakan bersalah dengan melakukan kejahatan perang. Lebih dari 25.000 tentara AS cedera dalam pertempuran sejak serbuan tersebut. Tentara AS mengumumkan kemajuan dalam pertempurannya dengan pejuang, dengan menyatakan sekitar 130 suku Sunni dari propinsi asal mantan Presiden Saddam Hussein, Salaheddin, berjanji memerangi pejuang Alqaida. Tentara negara adidaya itu menerapkan siasat lawan pemberontakan semacam itu sejak tahun lalu, khususnya di Anbar, propinsi Sunni di Irak barat, tempat puluhan suku dipersenjatai untuk menempur Alqaida. Kekerasan terus berlangsung, meski pasukan AS dan Irak meluncurkan gerakan keamanan di Bagdad sejak Februari untuk menumpas kelompok pembunuh dan gerilyawan dalam upaya meredakan kekerasan aliran, demikian laporan kantor berita transnasional layaknya AFP dan DPA. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007