New York (ANTARA News) - Bursa saham Wall Street berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan ketiga indeks utama ditutup di rekor tertinggi, karena para investor mencerna rilis terbaru laporan ketenagakerjaan dan laba perusahaan yang kuat.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 22,93 poin atau 0,10 persen menjadi ditutup di 23.539,19 poin. Indeks S&P 500 naik 7,99 poin atau 0,31 persen menjadi berakhir di 2.587,84 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 49,49 poin atau 0,74 persen menjadi 6.764,44 poin.
Dalam berita perusahaan, saham Apple naik 2,61 persen, setelah raksasa teknologi tersebut melaporkan laba kuartalan untuk kuartal keempat fiskal 2017 dan mengeluarkan panduan kuat untuk kuartal saat ini.
Perusahaan membukukan pendapatan kuartalan sebesar 52,6 miliar dolar AS, meningkat 12 persen dari kuartal yang sama tahun lalu, dan laba kuartalan per saham dilusian 2,07 dolar AS, naik 24 persen.
Data terakhir dari Thomson Reuters menunjukkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan komponen S&P 500 pada kuartal ketiga 2017 diperkirakan akan meningkat 8,0 persen dari tahun ke tahun, sementara pendapatan mereka diperkirakan akan meningkat 5,2 persen.
Di sektor ekonomi, total tenaga kerja non pertanian AS meningkat sebesar 261.000 pada Oktober, jauh di bawah ekspektasi pasar, dan tingkat pengangguran turun tipis menjadi 4,1 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (3/11).
Para pedagang mengawasi laporan penggantian non pertanian dan mencoba menemukan petunjuk tentang kapan Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga acuan berikutnya.
The Fed awal pekan ini mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah, namun membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Desember. Ekspektasi kenaikan suku bunga pada Desember naik lebih dari 98 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (2/11) mengumumkan pencalonan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell untuk menggantikan Ketua Fed Janet Yellen yang masa jabatannya berakhir pada Februari 2018.
Pencalonan Powell untuk memimpin bank sentral AS secara luas dianggap sebagai "pilihan yang aman" bagi pemerintahan Trump, karena ia memiliki pandangan serupa dengan Yellen dalam hal pendekatan kebijakan moneter serta keterbukaan terhadap deregulasi yang didukung oleh pemerintahan Trump, demikian Xinhua.
(Uu.A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017