Indonesia dibandingkan Singapura yang tidak punya bahan, jauh sekali. Sumbernya dari Indonesia, dijual melalui Singapura kemudian Singapura dikenal eksportir rempah-rempah yang dihasilkan dari Indonesia."Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan menata perniagaan rempah-rempah untuk meningkatkan nilai tambah sebagai komoditas unggulan ekspor dari Indonesia.
Dalam peresmian pameran Jalur Rempah "Kedatuan Sriwijaya, the Great Maritime Empire", Enggar menjelaskan akan menggalakan kembali kejayaan rempah-rempah Indonesia dengan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan ekspor.
"Kita akan coba tata perdagangan atau niaga komoditi rempah yang sempat berjaya apalagi beberapa komoditi itu hanya terdapat di sejumlah negara, termasuk Indonesia," kata Enggar di Museum Nasional Jakarta, Jumat.
Ia menyayangkan Indonesia masih bergantung pada impor untuk sejumlah rempah-rempah, seperti cengkeh dan lada, padahal komoditas tersebut bisa dipenuhi dari dalam negeri dilihat dari segi iklim dan kondisi tanah yang subur.
Selain itu, harga lada di sejumlah daerah, seperti di Pulau Bangka, kian merosot hingga ke posisi Rp65.000 dari sebelumnya Rp70.000 per kilogram.
Dibanding tahun sebelumnya, harga lada sempat melambung tinggi di posisi Rp170.000 per kilogram dan kemudian jatuh ke posisi Rp120.000 per kilogram.
Enggar mengakui saat ini kinerja ekspor rempah-rempah masih menurun. Menurut dia, Indonesia harus mengembalikan kejayaan dan bersaing dengan Singapura yang saat ini dikenal menjadi eksportir rempah-rempah.
"Indonesia dibandingkan Singapura yang tidak punya bahan, jauh sekali. Sumbernya dari Indonesia, dijual melalui Singapura kemudian Singapura dikenal eksportir rempah-rempah yang dihasilkan dari Indonesia," ungkapnya.
Ada pun Pameran Jalur Rempah "Kedatuan Sriwijaya, the Great Maritime Empire" di Museum Nasional berlangsung pada 4-28 November 2017 dengan menampilkan bukti sejarah, peninggalan arkeologis serta seni instalasi tentang perkembangan Kerajaan Sriwijaya yang di antaranya terkait jalur rempah.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017