Bengkulu (ANTARA News) - Lembaga non-pemerintah Akar Bengkulu akan menggelar Festival Kopi Rakyat Tanah Rejang pada 7 November 2017, sebagai ajang memasyarakatkan kopi lokal yang berkualitas bagi masyarakat setempat.
"Karena masih banyak orang Bengkulu yang tidak tahu bahwa kopi lokal punya kualitas dan cita rasa yang tidak kalah dengan kopi asal daerah lain yang justru lebih mereka kenal," kata Direktur Akar Foundation, Erwin Basrin di Bengkulu, Jumat.
Karena itu, festival yang digelar di kompleks Kantor Bupati Rejanglebong di Kota Curup bertujuan memasyarakatkan kopi lokal yang dihasilkan petani kopi dari wilayah Rejanglebong dan sekitarnya.
Kegiatan ini yang sudah digelar kedua kali ini diharapkan dapat membangkitkan semangat petani kopi lokal dalam membudidayakan tanaman kopinya sebagai komoditas unggulan.
Secara khusus kata Erwin pada kegiatan itu akan diluncurkan kopi produk kelompok petani setempat dengan nama kopi Aroma Kopi Alam Rejang (AKAR).
Kopi tersebut diproduksi para petani di lima desa yaitu Desa Air Lanang, Tanjung Dalam, Tepat Pulau, Tebat Tenong Dalam dan Baru Manis yang merupakan petani pemegang izin pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm).
Kajian yang dilakukan Akar Foundation pada 2016 jumlah rata-rata produksi kopi di lima desa tersebut mencapai 580,2 ton pertahun.
Namun, akses petani kopi terhadap pasar terputus oleh pemilik modal atau tengkulak. Karena itu, salah satu tujuan festival ini adalah mendekatkan petani dengan pasar.
"Harapannya ada peningkatan ekonomi petani kopi dari kawasan hutan kemasyarakatan dan mendorong produk kopi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan," kata dia.
Festival lanjut Erwin akan diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari seminar dan deklarasi kopi rakyat tanah Rejang, 1.000 cangkir kopi, lomba menyeduh kopi, sarasehan petani kopi, pentas seni dan gerai arsip kopi tradisional.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017