Kupang (ANTARA News) - Prakirawan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur Ni Putu Nonik Prianti menjelaskan peristiwa puting beliung tidak dapat diprediksi tetapi bisa dikenali ciri-cirinya lewat perkembangan awan konvektif di sekitarnya.
"Kejadian puting beliung hingga saat ini belum bisa diprediksi secara akurat walaupun menggunakan instrumen prakiraan cuaca modern, yaitu citra satelit dan radar cuaca, sehingga masyarakat untuk memahami ciri-ciri kejadian angin puting beliung dari melihat perkembangan awan konvektif yang ada di sekitar kita," katanya melalui pesan singkat yang diterima di Kupang, Jumat.
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan peristiwa angin puting beliung di Kota Kupang pada Kamis (2/11) siang yang memporakporandakan 123 rumah warga di Kelurahan Sikumana serta sejumlah bangunan lainnya.
Menurut dia, karakteristik akan terjadinya angin puting beliung, yaitu sehari sebelumnya udara terasa panas dan pengap. Pada pagi hari sekitar pukul 10.00 terjadi pertumbuhan awan vertikal yang gelap dan cepat.
Terbentuknya awan cumulonimbus yang besar, hitam dan gelap yang kemudian ranting dan dedaunan bergoyang kencang yang semakin lama semakin kencang dan terjadi angin puting beliung.
"Hal yang harus diperhatikan dalam kejadian angin puting beliung tidak harus terjadi pada musim peralihan (pancaroba). Walaupun kebanyakan terjadi pada musim peralihan pada pagi, siang dan sore hari serta tidak semua awan cumulonimbus menghasilkan angin puting beliung," katanya.
Dia menambahkan, durasi kejadiannya relatif singkat hanya hitungan menit yaitu sekitar 5-20 menit. Namun, jika berskala lebih besar bisa berlangsung lebih lama dan kerusakan yang ditimbulkan akan lebih besar juga.
Lintasan kejadian puting beliung bergantung pada pergerakan awan cumulonimbus yang menghasilkannya. "Angin puting beliung dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan selalu waspada akan potensi kejadian puting beliung," katanya menjelaskan.
Apalagi di Indonesia merupakan daerah yang cuacanya banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama faktor pertumbuhan awan vertikal serta wilayahnya berada di ekuator di mana pertumbuhan awannya bisa sangat besar dan luas yang memicu terjadinya puting beliung.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017