Pentolan band Adam Levine, yang suara falsettonya memberikan kekuatan terhadap musiknya, tidak ingin mengikuti jejak bintang pop lain yang membuat musik bermuatan politik dalam album 2017 mereka.
Dia mengatakan dirinya bisa menghitung dengan satu tangan ada berapa musik berisi protes yang sukses di pasaran.
"Saya bisa mengatakan sekarang bahwa setiap pencipta lagu yang hanya duduk dan berkata, 'Saya akan menuliskan sebuah lagu yang akan mengubah dunia', mungkin tidak berhasil,†ujar Levine, yang duduk santai di kursinya, kepada AFP di sebuah hotel di New York.
Levine (38) yang semakin terkenal di budaya pop Amerika Serikat (AS) sebagai pelatih di acara pencarian bakat televisi "The Voice", tidak takut mengekspresikan pandangan politiknya, yang condong ke kiri.
Dia sering menggunakan media sosial untuk mengkritik Presiden Donald Trump dan sudah lama mendukung hak pasangan sejenis.
Namun, dia mengatakan: "Terkadang orang menyepelekan keberadaan musim pop dengan mengatakan, 'Itu konyol, ayo kita membuat lagu protes.' Namun, itu adalah cara pandang yang sangat sempit untuk menilainya."
"Menurut saya musik pop punya level kecanggihan yang terkadang tidak terdeteksi," demikian kata Levine, seperti dikutip dari laporan AFP. (mu)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017