"Koordinat episenter pada 132 Lintang Selatan dan 120 Bujur Timur atau tepatnya di darat pada jarak 11 km arah Selatan Kalora, Kabupaten Poso pada kedalaman sekitar 12 km," katanya di Palu, Jumat.
Guncangan gempa, kata dia, di rasakan cukup kuat di Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir dalam skala intensitas IISIG-BMKG (IV MMI).
Ia juga mengatakan gempa tersebut juga dirasakan di Parigi dan Lembah Napu sekitar IV MMI dan Kota Palu III MMI.
Saat terjadi gempa, rata-rata warga yang belum tidur berhamburan keluar rumah untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan menimpah dan mengancam keselamatan mereka.
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Poso dan dirasakan di sejumlah wilayah di Sulteng itu, merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
Diduga kuat gempa bumi mengguncang Poso sekitar pukul 00.02, 17 WIB tersebut Sesar Sausu, tepatnya ujung selatan dari Sesar Sausu. Sesar Sausu terletak di zona basin.
Hasil analisa GMBK menunjukkan gempa ini dipicu penyesaran turun/normal fault.
Hingga kini, kata Petrus hanya satu kali terjadi gempa susulan dengan kekuatan 2,9 SR.
Menjawab pertanyaan, Petrus mengatakan belum ada informasi dampak ditimbulkan dari gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Poso pada Jumat dinihari itu.
Data BMKG Palu menyebutkan gempa bumi berkekuatan 6,6 Skala Richter pernah mengguncang Kabupaten Poso dan getarannya terasa di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah pada 29 Mei 2017 mengakibatkan tiga warga luka ringan.
Ketiga korban yang cedera itu adalah Hj Pakuna (70) warga Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara luka di bagian kepala, Nurmawati (30) juga warga Desa Alitupu dan Rika (laki-laki) berusia 50thn asal Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara.
Para korban rata-rata mengalami luka di bagian kepala karena tertimpah batubata bangunan rumah tinggal sendiri.
Gempa tersebut juga mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan, bahkan ada rumah tinggal roboh karena guncangan keras.
Rumah yang roboh milik Serka Mustang, anggota Koramil 130/07-01 Poso yang terletak di Kelurahan Bonesompe, Kecamatan Poso Kota. Berikutnya tembok pembatas rumah dinas Intel Pelda Mustakim dan Serka Dedy roboh, bangunan tua bekas Kantor BNI Poso rusak dan beberapa rumah dan gereja di Desa Alitupu dan Desa Sedoa juga retak-retak.
Bahkan tanah retak-retak dan air bermunculan keluar dari permukaan tanah sehingga sempat membuat masyarakat resah dan ketakutan.
Akibat gempa tersebut, air Danau Tambing yang terletak di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara saat itu naik sekitar 10 meter dan sejumlah fasilitas obyek wisata seperti rumah genset, rumah tanaman anggrek, rumah pengamatan dan penelitian burung di kawasan itu mengalami kerusakan.
Pewarta: Anas Masa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017