"Al Qaeda sebagai gelombang pertama munculnya jaringan teroris di dunia," kata Karnavian, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu.
Pada acara diskusi panel yang dihadiri 52 perwakilan negara, dis memaparkan pembicaraan bertemakan Strategy and Counter Strategy on Global Terrorist Networks.
Dia mengungkapkan, gelombang kedua jaringan teroris yang muncul yakni ISIS pada 2014 yang menjadi ancaman baru bagi keamanan dunia.
Dia menyampaikan konsep strategi pendekatan yang lunak penting untuk menghadapi jaringan teroris tersebut.
Menurut Karnavian, hal itu dibuktikan pendekatan yang halus menurunkan kualitas dan serangan teror di Indonesia.
"Teroris global tidak mungkin diselesaikan hanya dengan senjata," ujar dia. Dia menjelaskan lima langkah pendekatan halus menghadapi teroris yakni kontra radikalisasi, deradikalisasi, kontra ideologi, menetralisir saluran dan menetralisir situasi yang mendukung penyebaran paham radikal.
Dia mengamanatkan PBB perlu menjaga perdamaian dunia terutama di negara berbasis Islam dan memprioritaskan konflik terkait warga muslim.
Pada kesempatan itu, Karnavian juga sempat berbicara dengan USG Departement Field Support Atul Khare mengenai kelanjutan pengiriman pasukan Polri untuk misi perdamaian dunia.
Dia juga bertemu dengan USG UNOCT Vladimir Voronkov guna berbagi informasi tentang penanganan terorisme global sehingga dia ditawarkan menjadi pembicara pada pertemuan seluruh anggota PBB di New York pada Juni 2018
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017