Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Telkomsel Kiskenda Suriahardja mengisyaratkan minat memperoleh lisensi telepon tetap nirkabel (fixed wireless access/FWA), sebagai upaya memberi variasi layanan telekomunikasi yang dimiliki saat ini yaitu seluler bebasis GSM.
"Kita komitmen memberi layanan
low end dengan tarif yang tentunya lebih murah," kata Kiskenda, di Gedung Telkom, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, masuk ke layanan FWA sudah dikaji, tinggal mendapat persetujuan dari pemegang saham yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (65 persen) dan Singapore Telecommunication (Singtel) sebesar 53 persen.
"Wacana ini akan dibahas pada rapat pemegang saham 28 Juni mendatang. Kalau sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham kita segera ajukan lisensi kepada pemerintah," ujar Kiskenda.
Hal ini, lanjutnya, tentu sejalan dengan rencana pemerintah yang akan memberlakukan sistem akses lisensi tunggal (unified lisencing access).
Saat ini operator yang telah menggelar layanan FWA adalah PT Telkom dengan layanan TelkomFlexi, PT Indosat dengan layanan StarOne, dan Bakrie Telekom dengan Esia.
Selain tarif dan biaya pembangunan jaringan lebih rendah dibanding GSM, biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi FWA juga lebih rendah delapan kali dibanding BHP frekuensi seluler.
Kiskenda juga meyakini, layanan FWA tersebut nantinya tidak akan memakan (cannibal) pangsa pasar layanan seluler Telkomsel yang telah ada.
Jumlah pelanggan seluler Telkomsel hingga awal Juni 2007 mencapai sekitar 42 juta nomor, atau menguasai pangsa pasar secara nasional mencapai sekitar 52 persen.
Selama tahun 2007 Telkomsel menargetkan penambahan pelanggan baru sekitar 8 juta - 9 juta nomor, dari sekitar 35 juta pada akhir 2006.
"Dengan demikian pada kuartal III 2007 target tersebut telah terlampaui," katanya tanpa menyebutkan apakah akan merevisi target pelanggan yang telah tercapai atau tidak.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007