Manado (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menilai "Loan to Deposit Ratio" (LDR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang terus berada di atas 100 persen masih wajar dan belum membahayakan tingkat kesehatan bank. "Kisaran standar LDR 90 hingga 110 persen, atau dikenal dengan cateris paribus, LDR BPR mencapai 108,03 pada triwulan pertama tahun 2007, berarti masih belum menguatirkan," kata Pemimpin Kantor BI Manado, Jeffrey Kairupan, di Manado, Rabu. BPR di Sulut terus memperlihatkan perkembangan cukup baik, LDR yang tadinya mencapai 123,84 persen pada triwulan kedua tahun 2005 lalu, terus mengalami perbaikan sehingga triwulan pertama 2006 sudah berada pada kisaran 109,22 selanjutnya triwulan terakhir 2006 menjadi 109,99 dan turun lagi menjadi 108,03 pada triwulan pertama tahun ini. Tingginya LDR BPR, kata Jeffrey tak lepas dari peranan BPR yang lebih memfokuskan pada kredit sehingga seluruh dana yang masuk diupayakan manajemen bank tersebut tersalur dalam bentuk kredit. Direktur BPR Prisma Dana, Johanis Untu, salah satu BPR paling berkembang di Kota Manado, mengatakan bahwa meskipun LDR di atas 100 persen, bank tersebut tidak pernah kehabisan likuiditas saat nasabah menarik simpanannya. "Berapa pun besarnya dana yang ingin ditarik para penabung dapat terlayani dengan baik, sebab likuiditas untuk itu tersedia,"kata Johanis. Jumlah BPR di Sulut saat ini mencapai 31 buah, dengan total kredit tersalur hingga triwulan pertama mencapai Rp111 miliar sedangkan dana pihak ketiga (DPK) Rp102 miliar, terdiri tabungan Rp26 miliar dan deposito 76 miliar. "Non-Performing Loans" (NPL) bank tersebut terus menunjukkan perbaikan mencapai angka terendah dalam dua tahun terakhir sebesar 4,27 persen pada triwulan pertama 2007, sebelumnya triwulan pertama 2006 masih mencapai 5,57 persen dan triwulan keempat 2005 lebih tinggi lagi 6,03 persen. Perkembangan BPR di daerah tersebut terlihat dari total aset yang terus bertambah mencapai Rp144 miliar pada triwulan pertama tahun 2007, meningkat cukup tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun lalu (triwulan pertama 2006) Rp112 miliar, atau tumbuh 28,6 persen. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007