... di Jerman tidak ada masalah hidup berdampingan dengan agama lain, mau itu Kristen atau tidak beragama sekalipun juga tidak apa-apa. Yang jadi masalah tentu saja bagaimana mewujudkan jaminan dalam konstitusi, itu yang kami pelajari dari Indonesia.Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Friedrich Naumann Stiftung (FNS) yang juga politikus Partai FDP Jerman, Prof Dr Jurgen Morlok, meminta masukan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) cara menangani intoleransi.
"Saya ingin belajar bagaimana PKB di dalam kerja-kerja politiknya sehari-hari menangani masalah toleransi dan intoleransi," kata Morlok, saat berkunjung ke Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa.
Menurut dia Jerman sedang mengalami malah besar, yaitu ada arus pengungsi Muslim dari Timur Tengah yang tidak bisa diterima sekelompok kecil warga negara itu. Kebijakan Kanselir Jerman, Angela Merkel, membuka diri pada arus pengungsi memberi konsekuensi tersendiri pada tata kehidupan di Jerman.
Menurut dia kondisi itu merupakan tantangan yang sedang dihadapi Jerman, dan pihaknya masih berjuang dan terus belajar dari negara lain cara menangani masalah itu.
"Kami sebagai bangsa ini mungkin kurang pandai dalam mengatasi pengungsi ini sehingga muncul dan menguatnya partai ultrakanan," katanya.
Sebagai bangsa Jerman, mereka tidak suka dengan perkembangan ini karena kemunculan partai kanan dinilai akan melemahkan Jerman.
Sebenarnya, kata Morlok, undang-undang dasar Jerman menjamin siapa pun untuk memeluk agama apa pun sesuai keyakinannya.
"Jadi, di Jerman tidak ada masalah hidup berdampingan dengan agama lain, mau itu Kristen atau tidak beragama sekalipun juga tidak apa-apa. Yang jadi masalah tentu saja bagaimana mewujudkan jaminan dalam konstitusi, itu yang kami pelajari dari Indonesia," katanya.
Ia mengatakan masukan dari PKB tentang cara menangani masalah toleransi akan dibawa pulang ke Jerman dan jadi pelajaran untuk menangani masalah yang sama di Jerman.
"Dan bahkan mungkin beberapa teman PKB akan diundang untuk berdiskusi di sana tentang menangani toleransi," kata Morlok.
Sekjen DPP PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan, hubungan PKB dan FNS sudah cukup lama. FNS membantu PKB dalam pembangunan kapasitas institusi dan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan.
"Yang paling penting adalah penguatan sumber daya personal, kami mengirim dan melatih teman-teman di Jerman. Mereka di sana banyak mendapat pengalaman, ilmu, dan inspirasi," katanya.
Bersama FNS, PKB juga bertukar pikiran tentang banyak isu penting, termasuk perubahan iklim, korupsi, serta cara mengelola sebuah bangsa yang heterogen.
"Kami juga mendapat sebagian dukungan dari FNS tentang pendidikan politik dan pendidikan kader, baik dalam bentuk pendidikan kader menengah ataupun kader pemula serta juga pendidikan politik yang lain. Itu yang selama ini kami kerja samakan," kata Karding.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017