Larantuka (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan mengungkapkan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan terpendam yang dimiliki oleh Indonesia.
"NTT adalah provinsi yang memiliki banyak kekayaan. Namun sayangnya selama ini terkesan kurang diperhatikan, karena manajemen pembangunan yang dinilai tidak dilakukan secara holistik dan tidak terintegrasi," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, Flores Timur, Selasa.
Ia mengaku bahwa selama ini provinsi berbasis kepulauan itu tidak di urus secara terintegrasi dan holistik apalagi Kota Larantuka, ibu kota Flores Timur yang memiliki begitu banyak kekayaan yang terpendamnya NTT.
Menko Luhut lantas memberikan gambaran, misalnya potensi komoditas garam yang menurutnya dapat diandalkan oleh Provinsi NTT.
Lahan garam di NTT menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari 1 hektar lahan garam bisa menghasilkan 100 ton garam, artinya bila ada 21 ribu hektar lahan garam, bisa memproduksi hingga 21 juta ton garam, dan apabila dikalkulasi dengan perhitungan biaya saat ini, maka akan ada perputaran uang sekitar Rp30 triliun, dan hanya dari garam.
"Saya tanya berapa ton garam yang bisa dihasilkan dari satu hektar lahan, dijawab 100 ton per hektar, berarti 21 ribu hektar menghasilkan 21 juta ton, berapa per kilogram, jawabnya 1 juta, berarti Rp2,1 trilyun. Tidak, tapi Rp21 trilyun, dan ternyata per hektar tidak 100 ton tetapi 140 ton per hektar. Kalau itu benar maka daerah ini akan menghasilkan atau akan ada perputaran uang hampir Rp30 trilyun hanya dari garam," tambahnya.
Namun Menko Luhut menegaskan, masyarakat lokal pun harus mendapatkan manfaat dari potensi garam ini. Utamanya masyarakat sebagai pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.
"Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam, pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati, jadi semua terintegrasi. Saya sudah pesan kepada semua pihak termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu harus menikmati garam," tegasnya.
Selain itu Menko Luhut berharap gereja,MUI, pendeta dan tokoh masyarakat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.
"Saya tanya Pak Gubernur turis ke NTT katanya mencapai satu juta dan mungkin tahun depan sekitar satu juta dua ratus kalau infrastruktur kita perbaiki maka 2019 akan mencapai dua juta turis," ujarnya.
Menko Luhut menyatakan bahwa Labuan Bajo sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata terbaik dan berharap NTT mengembangkan potensi pariwisata lainnya namun harus memperhatikan masalah kebersihan.
Bila pariwisata NTT berkembang maka diperkirakan NTT akan menjadi propinsi kaya dengan pendapatan Rp60 trilyun dari garam dan pariwisata.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017