Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengungkapkan jumlah bank sistemik berkurang satu menjadi 11 bank, menyusul penurunan aset bank tersebut secara drastis karena penghapusan kredit bermasalah.

"Kapasitas (size) bank tersebut menurun drastis karena penghapusan kredit macet," ujar Wimboh dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) per Oktober 2017 di Jakarta, Selasa.

Keputusan dihapuskan satu bank tersebut dari kategori bank sistemik diambil KSSK pada rapat KSSK Senin (30/10) malam kemarin.

Wimboh mengatakan saat ini juga ada beberapa bank yang berada pada rentang atau batas (threshold) berkategori sistemik atau tidak.

Dia berjanji akan meningkatkan pengawasan untuk bank sistemik maupun bank yang masih berpotensi untuk sistemik.

"Maka bank-bank ini kami monitor meski tidak dalam kondisi sistemik. Tapi kami monitor secara khusus seperti bank sistemik. Maka kalau ada risiko bisa kami tangkap lebih dini," ujarnya.

Penetapan bank sistemik atau "Domestic Systemically Important Bank" (DSIB) merupakan amanat dari Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) yang disahkan pada April 2016.

Penetapan bank sistemik dilakukan oleh OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Bank sistemik harus ditetapkan pertama kali saat kondisi normal, bukan saat krisis. KSSK memutakhirkan daftar bank sistemik satu kali setiap enam bulan.

Dalam rapat KSSK Senin malam, Komite menyimpulkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan III-2017 dalam kondisi normal.

"Berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian terhadap perkembangan moneter, fiskal, makroprudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar Surat Berharga Negara (SBN), perbankan, lembaga keuangan nonbank dan penjaminan simpanan, KSSK menyimpulkan stabilitas sistem keuangan triwulan III 2017 dalam kondisi normal," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Stabilitas sistem keuangan dinilai masih terjaga ditopang oleh fundamental ekonomi yang baik dan persepsi pelaku pasar yang positif terhadap perekonomian Indonesia.

(T.I029/I007)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017