Cilacap (ANTARA News) - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, berhasil memroduksi Dexlite yang merupakan bahan bakar minyak diesel dengan kandungan sulfur yang lebih rendah, kata General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana.
"Kadar sulfur Dexlite maksimum 1.200 ppm atau lebih rendah dari solar reguler yang saat ini beredar sebesar 2.500 ppm," katanya saat transfer perdana produk Dexlite dari kilang Pertamina RU IV Cilacap ke Terminal BBM Cilacap (Sleko) di Cilacap, Selasa.
Pada tahap ini, kata dia, kilang Pertamina Cilacap mampu memroduksi Dexlite hingga 6.000 kiloliter atau 41.000 barrel per bulan dan masih dapat dioptimalkan lagi.
Menurut dia, Dexlite memiliki kualitas yang lebih bagus karena memiliki Cetane Number sebesar minimal 51 sedangkan Cetane Number pada solar reguler hanya minimal 48.
"Produk Dexlite yang diolah di RU IV ini mengacu pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3675.K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri, dan Surat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 4769/10/DJM.T/2012 tanggal 22 Maret 2012 perihal Dispensasi Penyesuaian Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin dan Minyak Solar," katanya.
Lebih lanjut, Dadi mengatakan produk Dexlite diproduksi di kilang Fuel Oil Complex I, Hydro Desulfurization Unit dengan kapasitas 2.300 ton per hari melalui proses penghilangan sulfur yang menghasilkan Desulfurized Light Gas Oil (DLGO).
Selanjutnya, produk DLGO dicampur dengan produk solar reguler sehingga menghasilkan produk Dexlite dengan spesifikasi kandungan sulfur sebesar 1.200 ppm dan Cetane Number sebesar minimal 51.
Menurut dia, beberapa keunggulan produk Dexlite di antaranya kemampuan pembakaran yang lebih baik sehingga membuat penggunaan bahan bakar lebih efisien, serta membuat performa kendaraan menjadi lebih baik, bertenaga, dan menjaga mesin dengan kandungan sulfur yang lebih rendah, yakni sebesar 1.200 ppm.
"Dengan demikian, produk Dexlite lebih ramah lingkungan dan dapat memenuhi undang-undang terkait dengan standar dan mutu BBM dari pemerintah yang sudah ditentukan," katanya.
Sementara itu, GM Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Ibnu Chouldum mengatakan dengan adanya "supply point" baru Dexlite, yakni RU IV Cilacap, pemenuhan kebutuhan konsumen dengan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan untuk pengguna kendaraan mesin diesel mampu dipenuhi.
Menurut dia, Dexlite merupakan produk yang ditujukan untuk pengguna mobil atau kendaraan diesel khususnya kendaraan mesin diesel dengan teknologi "common rail" dan teknologi canggih lainnya.
"Makin canggihnya mesin kendaraan, maka diperlukan bahan bakar diesel yang memiliki angka Cetane Number lebih tinggi dan lebih bersih sehingga dapat membuat mesin dan gas buang kendaraan menjadi lebih bersih," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebelum Pertamina RU IV Cilacap memroduksi Dexlite, kebutuhan BBM itu untuk wilayah Jateng dan DIY dipasok dari Pertamina RU VI Balongan.
Dalam hal ini, kata dia, pasokan Dexlite dari Pertamina RU VI Balongan dikirim ke TBBM Semarang Group di Pengapon untuk memenuhi permintaan masyarakat di wilayah utara Jawa bagian tengah.
Sementara untuk masyarakat di wilayah selatan Jawa bagian tengah disuplai menggunakan mobil tangki dari TBBM Semarang Group menuju TBBM Rewulu.
Usai transfer perdana produk Dexlite dari kilang Pertamina RU IV Cilacap ke TBBM Cilacap (Sleko) dilaksanakan pendistribusian perdana BBM itu dengan mengggunakan mobil tangki dari TBBM Cilacap ke salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum.
Saat ditemui wartawan usai acara, GM Pertamina MOR IV Ibnu Chouldum mengatakan selain didistribusikan menggunakan mobil tangki dari TBBM Cilacap, produk Dexlite buatan RU IV juga akan dikirim ke TBBM Boyolali melalui jalur pipa.
Ia mengakui jika hingga saat ini, konsumsi Dexlite di wilayah Jateng dan DIY baru mencapai kisaran 2.000-2.500 kiloliter per bulan karena sebagian besar kendaraan bermesin diesel masih menggunakan solar reguler yang bersubsidi.
"Harapannya ke depan, dengan adanya produksi Dexlite dari RU IV, konsumsinya minimal bisa naik dua kali lipat," katanya
Dia menargetkan jumlah SPBU di Jateng dan DIY yang menyediakan Dexlite bertambah 100 sehingga nantinya akan ada 300 SPBU.
Bahkan, kata dia, seluruh SPBU di Jateng dan DIY secara bertahap akan diwajibkan menjual Dexlite.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017