Padahal pendapatan asli mereka tidak memungkinkan untuk melakukan investasi-investasi semacam itu, mereka membuat sponsor-sponsor fiktif

Jakarta (ANTARA News) - Presiden La Liga Javier Tebas menuduh Paris Saint-Germain curang secara ekonomi dan mendesak UEFA mengeluarkan klub itu dari Liga Champions jika mereka terbukti melanggar aturan financial fair play (FFP).

Agustus lalu PSG memecahkan rekor dunia transfer setelah memboyong Neymar dari Barcelona pada harga 222 juta euro dan menggelontorkan bonus 180 juta euro untuk membawa Kylian Mbappe dari AS Monaco.

UEFA membuka penyelidikan terhadap kasus PSG pada 1 September, atau 10 hari setelah Tebas berkirim surat yang membeberkan perbedaan antara pendapatan komersial PSG dengan para pesaingnya dari Eropa.

Mengutip laporan keuangan PSG pada 2014, Tebas menuduh pendapatan komersial PSG 344 juta euro sengaja digelembungkan hingga melewati angka pendapatan komersial Bayern Muenchen (269 juta euro), Manchester United (237 juta euro), Real Madrid (224 juta euro), dan Barcelona (185 juta euro).

Tebas yakin hubungan erat PSG dengan Qatar yang lengan investasinya bernama Qatar Sports Investments (QSI) telah membeli klub itu pada 2011, telah menciptakan kompetisi yang tidak adil dan nilai kontrak kesponsoran klub itu telah juga digelumbungkan.

Dia menyamakan PSG dengan Manchester City yang dimiliki keluarga kerajaan Uni Emirat Arab karena dinilainya menggunakan pendekatan yang sama.

"Dalam lima tahun terakhir, kami melihat PSG dan Manchester City telah menjadi klub-klub yang paling royal membeli pemain," kata dia kepada L'Equipe. "Padahal pendapatan asli mereka tidak memungkinkan untuk melakukan investasi-investasi semacam itu, mereka membuat sponsor-sponsor fiktif yang berkaitan dengan negara yang jumlahnya tidak punya kaitan dengan pasar."

"Kami membandingkan pendapatan PSG dan City dengan pendapatan Real Madrid, Barca, Manchester United dan Bayern. Keduanya superior. Di PSG, pendapatan kesponsoran mereka ada kaitannya dengan Qatar, langsung atau tidak langsung, dan jumlahnya superior terhadap pendapatan sponsor Manchester United. PSG terus-terusan curang secara ekonomi," kata Tebas dalam laman ESPN.

UEFA akan mengumumkan hasil penyelidikannya bulan depan ketika PSG diperkirakan telah masuk 16 Besar Liga Champions.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017