Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan intensitas hujan di wilayah Provinsi Riau diprediksi meningkat setelah dua pekan dilanda musim kemarau akibat terdampak badai tropis.
"Curah hujan mulai meningkat sejak kemarin dan puncaknya diprediksi terjadi pertengahan November 2017," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan peningkatan curah hujan di Provinsi Riau setelah Badai Tropis Lan yang sempat melanda Filipina beberapa waktu lalu mereda.
Ia memprediksi, peningkatan curah hujan akan berlangsung hingga Desember dengan puncak curah hujan pada pertengahan November 2017.
Pada akhir September lalu, BMKG Pekanbaru sebelumnya telah menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Riau memasuki musim hujan.
Pada awal Oktober, peningkatan curah hujan menyebabkan sejumlah wilayah di Riau seperti kabupaten Rokan Hilir dan Indragiri Hilir terjadi bencana banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau juga telah melakukan antisipasi dengan mengirimkan logistik guna mengantisipasi banjir.
Namun, memasuki pertengahan Oktober cuaca di Riau cenderung panas. Hal ini diakibatkan adanya badai tropis Hanun di Laut China Selatan serta Badai Tropis Lan di Filipina.
Akibatnya, BMKG Pekanbaru mendeteksi lonjakan titik-titik panas di sejumlah wilayah Provinsi Riau seperti Pelalawan, Kampar, Siak, Bengkalis dan Kota Dumai. Sesuai prediksi, BMKG Pekanbaru menyatakan kondisi tersebut berlangsung sekitar dua pekan lamanya atau hingga akhir Oktober.
Untuk itu, ia mengatakan dengan meningkatnya curah hujan tersebut BMKG mengimbau kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk dapat mengantisipasi potensi bencana banjir.
Saat ini Provinsi Riau masih dalam status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Status yang diputuskan sejak awal 2017 ini akan berakhir pada November mendatang.
Pewarta: Bayu & Anggi Romadhoni
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017