Jakarta (ANTARA News) - Tim investigasi DPR untuk Insiden Pasuruan menemukan 27 selongsong peluru dalam bentrokan aparat marinir dengan warga Desa Alas Tlogo, Pasuruan, dua pekan silam. "Karena itu, tidak masuk akal jika sebagian besar tembakan memantul dan mengenai warga, musholla, beberapa rumah dan beberapa pohon," kata Ketua Tim Investigasi sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra di Jakarta, Rabu. Berbicara pada Rapat Dengar Pendapat Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dengan Komisi I DPR, ia mengatakan beberapa bekas peluru tersebut mengisyaratkan peluru ditembakkan secara horizontal membentuk lubang bulat dan mulus sehingga tidak mungkin mengenai benda lain, sebelum mengenai sasaran. Atas dasar tersebut, lanjut Yusron, Tim menduga kuat selain melakukan tembakan peringatan, aparat TNI AL juga telah melakukan tembakan-tembakan lain. Temuan lain dari hasil penyelidikan sejak 31 Mei hingga 2 Juni adalah aparat TNI AL yang berada di lokasi kejadian tidak sedang melakukan patroli melainkan mereka mengawal pengerjaan pengolahan lahan oleh PT KGA. "Fakta dan informasi ini perlu diperhatikan dan didalami lebih lanjut termasuk pemukulan terhadap warga oleh TNI AL beberapa saat sebelum penembakan terjadi," katanya. Tim juga menilai, insiden yang menyebabkan empat orang warga sipil tewas termasuk bayi berusia lima bulan dalam kandungan, jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum oleh aparat TNI yang mengarah kepada tindak pidana. Selain itu, Tim juga meminta TNI AL agar segera menghentikan pengolahan lahan oleh PT KGA mengingat hal tersebut merupakan salah satu faktor penting yang memicu konflik aparat TNI AL dengan warga. "Kejelasan tentang hal ini (kehadiran PT KGA) di area pusat kegiatan pasukan tempur marinir, Desa Alas Tlogo, sebaiknya segera diputuskan agar tidak terjadi konflik berkepanjangan antara TNI AL dengan warga setempat," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007