Kalau ada warga sipil yang terluka, itu pelanggaran HAM"
Timika (ANTARA News) - DPRD Mimika meminta aparat keamanan segera mengevakuasi warga sipil non karyawan yang kini terjebak situasi mencekam mulai dari wilayah kampung Kimbeli hingga Opitawak, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua.

Ketua DPRD Mimika, Elminus Mom di Timika, Minggu, mengatakan warga sipil di wilayah tersebut saat ini hidup dalam situasi terancam dan susah mengakses logistik terutama bahan makanan.

"Kami akan siapkan tempat di Timika, ada Kwamki Narama, SP5 dan Mile 32. DPRD segera undang pemerintah, tokoh agama dan kepala suku untuk membicarakan hal ini," kata Elminus.

Kepada aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata yang terlibat baku tembak, Elminus meminta agar tidak melukai sedikit pun warga sipil yang kini terjebak di wilayah peperangan di Tembagapura.

"Kalau ada warga sipil yang terluka, itu pelanggaran HAM," ujarnya.

Sementara kepada warga, mengimbau agar mengutamakan keselamatan. Salah satunya dengan tidak memberikan informasi kepada kedua belah pihak yang terlibat aksi baku tembak karena hal itu sama saja merisikokan keselamatan mereka sendiri.

Kelompok sipil bersenjata sejak Sabtu (21/10) lalu telah melancarkan aksi teror penembakan di Distrik Tembagapura. Teror penembakan itu terus berlanjut hingga Minggu (29/10).

Pada Jumat (27/10) siang, petugas medis dan pasien Rumah Sakit Waa Banti, puluhan orang guru serta karyawan PT Freeport Indonesia yang bekerja di RS Waa Banti telah dievakuasi dari Kampung Banti ke Kota Tembagapura.

Proses evakuasi menggunakan satu unit bus, ambulance dan kendaraan Long Wheel Base (LWB) tanpa pengawalan aparat keamanan.

Pewarta: Jeremias Rahadat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017