Norrkopping, Swedia (ANTARA News) - Perusahaan global Siemens sejak beberapa waktu belakangan bergerak ke arah digital demi mendorong efesiensi baik dari segi waktu maupun biaya.


"Digitalisasi berguna untuk memperbaiki kekacauan, agar peralatan bekerja lebih baik dan lebih cepat," kata Wakil Direktur Senior Kontrol dan Digitalisasi Divisi Layanan Pembangkit Listrik Siemens AG, Aymeric Sarrazin, saat membuka kunjungan ke pabrik mereka di Finspang, Swedia pada Rabu (25/10).


Dengan memanfaatkan dunia digital, mereka dapat mengintegrasikan aset mereka yang terletak di berbagai lokasi dan dapat segera mengetahui mesin mana yang sudah selesai masa pakai, yang masih dapat berproduksi, yang perlu dirawat maupun memperbaikinya.


Salah satu bentuk efisiensi secara digital yang telah mereka lakukan adalah dengan membekali teknisi di lapangan dengan kamera dada dan monitor untuk memantau aset yang mereka miliki.


Dengan teknologi tersebut, ahli dapat memberikan instruksi kepada teknisi di lapangan untuk mengatasi kendala, dari mana saja, tanpa perlu datang langsung ke lokasi.


Perusahaan yang berbasis di Jerman ini juga memanfaatkan kecerdasan buatan, atau artificial intelligence, untuk menilai apa yang perlu diperbaiki serta solusi, sekaligus mendeteksi jika terdapat ancaman siber.


Algoritma kecerdasan buatan akan mempelajari perilaku sistem mereka untuk menilai aktivitas normal . Jika menemukan sesuatu di luar kegiatan normal, AI akan memberi peringatan.


Printer 3 dimensi

Siemens menjadi salah satu perusahaan yang menerapkan additive manufacturing dalam memproudkusi komponen, seperti yang diterapkan di pabrik turbin gas di Finspang.


Additive manufacturing, juga sering disebut cetak tiga dimensin (3D printing), merupakan proses membuat komponen dengan menambahkan lapisan demi lapisan material berdasarkan bentuk yang telah dirancang secara digital (computer-aided design).


Material yang telah disortir akan dimasukkan ke mesin 3D printing, dengan bantuan sinar laser akan dibentuk sesuai dengan rancangan yang telah dibuat secara digital.


Additive manufacturing, menurut CEO Distribusi Pembangkit dan Minyak dan Gas Layanan Pembangkit Listrik Siemens, Thorbjoern Fors, memangkas waktu mereka dalam memproduksi turbin gas.


Sebagai contoh, untuk membuat satu komponen dengan cara pengelasan tradisional (traditional welding) memakan waktu lebih dari 4 minggu.


Dengan memakai printer 3D, komponen tersebut dapat dibuat kurang dari seminggu jika mesin beroperasi 24 jam sehari dan bekerja penuh selama satu minggu.


Additive manufacturing, bagi perusahaan tersebut selain menghemat material dan tahapan pembuatan komponen, juga mempermudah untuk menyesuaikan permintaan konsumen yang membutuhkan gas turbin dengan bentuk burner tip yang berbeda.


Selain digunakan untuk produksi, additive manufacturing juga dipakai untuk membuat prototipe, yang diyakini 75 persen leih cepat dibanding metode tradisional.


Pabrik turbin gas Siemens di Finspang saat ini memproduksi lime model turbin gas yaitu SGT-500, SGT-600, SGT-700, SGT-750 dan SGT-800.


Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017