Padang (ANTARA News) - Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan pihaknya akan membatalkan pembiayaan proyek pembangunan sekitar 6-7 miliar dolar AS dari 15 miliar yang sudah disepakati sejak tahun 2000, karena dianggap "under performance" (tidak baik). "Proyek-proyek tersebut tidak baik terkait dengan penyerapannya yang lambat akibat proyeknya terkendala, seperti adanya sengketa tanah, sehingga proyek tidak berjalan sebagimana mestinya," kata Paskah dalam dialog dengan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Mawardi Effendi di Padang, Rabu. Ia mengatakan, ke depannya Bappenas akan lebih selektif dalam meloloskan pinjaman untuk pembiayaan proyek-proyek. Terlebih lagi proyek yang terkait dengan pinjaman luar negeri, yang mengharuskan pemerintah tetap harus membayar bunga pinjamannya meski proyek yang dibiayai itu tidak berjalan. Ia juga mengatakan, untuk membiayai program-program pembangunan, pemerintah bertekad melakukan kombinasi pembiayaan, yakni pembiayaan proyek yang berasal dari pinjaman luar negeri dibantu dengan pembiayaan lainnya yang bersumber dari dalam negeri. "Kombinasi dengan pinjaman dalam negeri ini untuk menghindari pinjaman dari luar negeri, seperti dari lembaga multilateral dan bilateral yang biasanya lebih mengikat," katanya. Pada 2007 ini pemerintah merencanakan hanya akan menarik pinjaman luar negeri sebesar sekitar 1,7 miliar dolar AS dari jumlah pinjaman luar negeri 2007 yang telah disetujui DPR sebesar 4 miliar dolar AS. Dari total pinjaman itu ada yang berasal dari pinjaman luar negeri antara lain dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan JBIC (Japan Bank International Corporation).(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007