Humas RSUP H Adam Malik, Masahadat Ginting di Medan, Sabtu, mengatakan bayi kembar siam yang masih dirawat intensif di ruangan Interest Care (ICU) milik Rumah Sakit Kementerian Kesehatan itu sudah bisa menangis seperti bayi sehat lainnya.
Selain itu, menurut dia, perkembangan mengenai kondisi kesehatan Fahira dan Sahira banyak mengalami kemajuan, setelah menjalani operasi yang ditangani oleh 50 dokter dari RSUP Adam Malik.
"Saat ini, Fahira dan Sahira yang terbaring di tempat tidur, dan tidak lagi menggunakan mesin alat bantu nafas," ujar Masahadat.
Ia mengatakan, memang bayi kembar siam tersebut telah selesai memasuki fase 4 x 24 jam dan terakhirnya adalah hari Jumat,(20/10).
"Namun, tim dokter masih tetap memantau setiap saat perkembangan kesehatan Fahira-Sahira," katanya.
Operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut diketuai oleh Prof Guslihan Dasa Tjipta SpA (K), sekretaris tim dokter dr Rizky Adriansyah SpA (K), dr Erjan Fikri SpBA, dan dokter lainnya.
Bayi kembar siam itu, sempat dirawat lebih kurang selama enam bulan di ruangan VIP RSUP Adam Malik.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam, dr Rizky Adriansyah SpA (K), menjelaskan operasi pemisahan bayi kembar siam Fahira- Sahira itu dilakukan Senin (16/10) pukul 08.30 WIB hingga pukul 18.45 WIB.
Selain melakukan operasi pemisahan, menurut dia, pihaknya juga mengoperasi terhadap jantung bocor yang dialami Sahira.
"Tim dokter telah menutup daerah jantung bocor tersebut," katanya.
Fahira dan Sahira berusia 6,5 bulan dan memiliki bobot total 9,4 kilogram. Fahira memiliki bobot 5,5 kilogram, sedangkan Sahira lebih ringan yakni 3,9 kilogram.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017