Sumenep (ANTARA) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Kaliamget, Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengingatkan petani tembakau dan petani garam supaya mewaspadai fenomena alam La Nina atau musim kemarau basah. "Fenomena yang pernah bergejolak pada tahun 90-an, yakni La Nina, diprediksi akan kembali terjadi pada tahun ini," ujar Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Kaliamget, Sumenep, Asmunawar SP, Rabu, di Sumenep. Menurut dia sesuai dengan kondisi alam saat ini, meskipun sudah memasuki musim kemarau, curah hujan tetap menyelimuti, seperti terjadi pada tahun 90-an sehingga musim kemarau bisa disebut dengan kemarau basah. Fenome alam La Nina itu, lanjutnya, mempengaruhi perubahan musim, yang semula bulan Juni sudah memasuki musim kemarau, namun kenyataannya hujan masih mengguyur wilayah Madura khususnya Sumenep. "Akibat pengaruh La Nena, curah hujan pada bulan Juni untuk Madura berkisar antara 50 - 100 mm, kemudian pada Juli hingga Agustus curah hujan berada di titik 21 - 50 mm," ujarnya. Menurut dia, fenomena alam La Nina ini merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu permukaan air laut di pasifik, sehingga curah hujan tetap turun meskipun sudah memasuki musim kemarau.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007