Djakarta, 6 Oktober 1954 (Antara) - Pagi tadi Presiden Sukarno mendapat kundjungan seorang wanita bernama Nji Isah dari kampung Leuwiawi, desa Udjungdjaja, Ketjamatan Tomo (Sumedang).


Nji Isah terangkan bahwa semendjak tahun 1948 berhubung dengan timbulnja kekedjaman karena adanja pembakaran rumah2 rakjat, perasaannja djadi terganggu, dan hingga kini sudah 6 thn lamanja ia berada dalam keadaan takut, selalu mengasingkan diri dari pergaulan ramai, tidak mempunjai keinginan makan dan sukar sekali untuk tidur.


Enam bulan jang lalu - demikian Nji Isah - rasa takut ini memuntjak sehingga pada suatu malam dalam hatinja timbul perasaan supaja segera menghadap Presiden.


Karena berkepertjajaan penuh bahwa penjakitnja dapat sembuh bila kepalanja diusap oleh Presiden, maka keinginannja itu telah dipenuhi Presiden.


"Saja bukan dukun dan bukan pula dokter jang mengetahui tentang penjakit seseorang, tetapi saja doakan, semoga Tuhan melimpahkan rahmatNja, agar penjakitmu lekas sembuh, demikian Presiden menghibur nji Isah."


Suami Nji Isah Idoej dan ajahnja Martadipura ikut serta mengantarkannja menghadap Presiden.


Dapat diterangkan, bahwa dua minggu jang lalu, djuga karena sakit seorang wanita tua berumur 60 thn. dan seorang anak perempuan dengan diantara oleh ajahnja dari Balikpapan, telah menghadap Presiden pula dengan maksud jang serupa.


Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA/file127

(kurasi : Mgg/Fadhilah Hussen)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017