"Peningkatan laba bersih didorong total pendapatan hingga September 2017 yang mencapai Rp97 triliun, melonjak 12,5 persen dari periode sama 2016 sebesar Rp86,19 triliun," kata Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen, di Jakarta, Kamis.
Telkom juga mencatatkan pertumbuhan laba belum bunga pajak depresiasi dan amortiasi (EBITDA) sebesar 12,8 persen menjadi Rp50 triliun dari sebelumnya Rp44,38 triliun.
Ia menjelaskan, pada kuartal III 2017 Telkom secara konsisten memperlihatkan kinerja yang kuat, ditandai dengan triple-double digit growth pada pendapatan, EBITDA dan laba bersih.
"Sebagian besar bisnis digital Telkom membukukan kinerja yang baik. Ke depan, Telkom berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan karena didukung semakin meningkatnya penggunaan data dan internet, baik oleh masyarakat perorangan maupun korporasi," tutur Harry.
Segmen data, internet & IT service menjadi penyumbang pendapatan terbesar yang mencapai Rp42,45 triliun, disusul pendapatan "celullar voice" dan SMS sebesar Rp38,68 triliun dan segmen "fixed line voice" sebesar Rp5,42 triliun. Adapun pendapatan interkoneksi serta network dan layanan telekomunikasi lainnya secara berturut-turut membukukan pendapatan sebesar Rp3,72 triliun dan Rp6,72 triliun.
Fixed Broadband mencatatkan pertumbuhan pelanggan yang cukup berarti, yakni sebanyak 4,75 juta pelanggan. Jumlah tersebut termasuk 2,34 juta pelanggan IndiHome dengan rata-rata penggunaan per pelanggan (ARPU) IndiHome sebesar Rp308.000 per bulan.
Sejalan dengan gencarnya program marketing dan penambahan infrastruktur, pada kuartal III ini pelanggan IndiHome melonjak sebesar 53,5 persen dari 1,52 juta pelanggan di tahun sebelumnya.
Hingga September 2017, TelkomGroup menginvestasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp20,3 triliun, yang dialokasikan untuk membangun base transceiver station (BTS) guna mendukung "mobile business" serta menyelesaikan pembangunan akses dan infrastruktur backbone, termasuk peluncuran satelit dan pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) akses internasional untuk mendukung Fixed Business.
Ia menjelakan, pada 8 Agustus 2017, SKKL dari Indonesia (Manado) ke Amerika Serikat (Los Angeles) telah selesai dibangun. Selesainya seluruh pembangunan SKKL fiber optik akses internasional yang menghubungkan Indonesia ke Eropa Barat melalui Jazirah Arab dan kabel laut dari Indonesia ke Amerika Serikat melalui Samudera Pasifik ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi strategis serta berpotensi menjadi hub digital dan telekomunikasi dunia.
Sementara itu, sepanjang sembilan bulan pertama 2017, Telkomsel selaku entitas anak usaha berhasil meraup pendapatan Rp69,53 triliun tumbuh 9,2 persesn, EBITDA mencapai Rp40,85 triliun atau naik 10,0 persen, sedangkan laba bersih melonjak 10,8 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Di kuartal III 2017 ini, Telkomsel juga mengeluarkan biaya-biaya di luar depresiasi sebesar Rp38,8 triliun, naik 8,3 persen dibandingkan periode sama pada 2016 sebesar Rp 35,8 triliun.
Hingga akhir September 2017, Telkomsel telah membangun 23.158 BTS baru, sehingga total BTS yang beroperasi secara keseluruahan berjumlah 152.191 BTS dimana 66,9 persen di antaranya adalah BTS 3G/4G. Penambahan BTS tersebut meningkat 22,6 persen dari 124.097 BTS di September 2016.
Hingga kini, pelanggan Telkomsel tercatat mencapai 190,36 juta, dimana 40,5 juta diantaranya merupakan pelanggan 4G LTE. Saat ini Telkomsel telah melayani layanan 4G LTE di 489 kota di seluruh Indonesia.
(T.R017/S012)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017