"Sentimen positif dari dalam negeri mendorong rupiah bergerak ke area positif," kata Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada.
Ia mengemukakan disetujuinya pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 menjadi undang-undang menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Rancangan undang-undang yang mencakup postur pendapatan negara Rp1.894,7 triliun dan belanja negara Rp2.220,7 triliun itu, ia menjelaskan, mematok pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar AS.
"Ada harapan positif bagi perekonomian nasional ke depannya, kondisi itu direspons positif pelaku pasar sehingga permintaan terhadap aset-aset berdenominasi rupiah meningkat," katanya.
Ia mengharapkan sentimen positif dari dalam negeri itu dapat menjaga kepercayaan pelaku pasar untuk tetap berinvestasi di dalam negeri dalam jangka panjang.
Namun, ia mengatakan, laju rupiah dapat tertahan karena peluang bagi bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) untuk menaikkan suku bunga acuan masih terbuka.
"Pemberitaan mengenai Partai Republik di Amerika Serikat yang lebih memilih John Taylor dibandingkan Jerome Powell sebagai kandidat pengganti Janet Yellen menahan rupiah terapresiasi lebih tinggi. John Taylor dinilai agresif dalam kebijakan menaikkan suku bunga The Fed," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017