Bangkok (ANTARA News) - Junta Thailand pada Selasa mengatakan, pihaknya berharap pembekuan aset-aset mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra akan dapat menghentikan dana untuk protes anti-kudeta, tapi para pendukungnya mengatakan tindakan itu hanya akan meningkatkan kegelisahan. Satu tim anti korupsi Senin petang memerintahkan pembekuan paling tidak 52,9 miliar baht (1,52 miliar dolar AS) milik Thaksin dan keluarganya. Sebuah pengadilan akan memutuskan apakah negara harus menyita uang itu untuk menyelesaikan tuduhan korupsi terhadap perdana menteri yang disingkirkan itu. Thaksin diberikan waktu 60 hari untuk membantah keputusan Komisi Pemeriksaan Asset (AEC), yang pengacaranya berikrar akan segera lakukan. Mantan PM itu, yang tinggal di pengasingan sejak kudeta itu, bahkan berusaha untuk pulang ke negara itu untuk memperoleh kembali uangnya , kata pengacara Noppadon Pattama. "Keputusan AEC untuk membekukan asset-assetnya bisa berdampak keputusannya untuk pulang ke Thailand, mungkin makin cepat makin baik," kata Noppadon kepada wartawan. Keputusan itu merupakan usaha terakhir junta untuk menekan sisa-sisa mesin politik Thaksin yang pernah hebat itu. Satu pengadilan yang dibentuk militer akhir Mei 2007 melarang partai Thai Rak Thai (TRT) yang dipimpin Thaksin dan melarang mantan PM itu dan 110 eksekutip partai itu untuk melakukan kegiatan politik selama lima tahun. Keputusan itu memicu protes tiap hari di Bangkok oleh para pendukung Thaksin dan penentang-penentang lain kudeta itu. Thaksin membantah ikut berperan dalam protes-protes itu, tapi jurubicara junta Sansern Kaewkamnerd mengatakan militer ingin menguji pernyataan itu dengan membekukan uangnya di Thailand. "Jika protes-protes berhenti setelah asset-asset Thaksin diblokir, itu berarti ia membantu dana untuk mendukung unjukrasa-unjukrasa itu," katanya. Sansern mengakui tindakan itu bisa menimbulkan ketegangan lebih jauh dan menarik lebih banyak orang turun ke jalan-jalan. Tapi pemimpin junta Jenderal Sonthi Boonyaratglin mengatakan pasukan keamanan siap mengendalikan protes-protes itu, tidak masalah berapa banyak mereka yang ikut serta. "Kami sama sekali tidak kuatir. Kami siap menanganinya berapapun banyak yang melakukan unjukrasa," katanya kepada wartawan. Nattawut Saikuar, seorang penyelenggara penting protes, menegaskan bahwa junta salah perhitungan dukungan masyarakat bagi gerakan anti kudeta , yang telah membawa ribuan orang turun ke jalan-jalan tiap malam selama lebih dari seminggu. "Keputusan ini akan mengakibatkan lebih banyak orang melakukan protes," katanya. "Mereka datang ke sini dengan uang mereka sendiri, bukan dukungan dana Thaksin. Junta dapat membekukan asset-asetnya, tapi mereka tidak dapat membekukan keinginan bagi demokrasi di hati-hati rakyat Thailand," tambahnya. Uang yang dibekukan itu termasuk banyak dari hampir dua miliar dolar yang keluarga Thaksin peroleh tahun lalu ketika mereka menjual Shin Corp, perusahaan berskala raksasa di bidang telekomunikasi yang ia dirikan sebelum memasuki politik. Tim anti korupsi, Senin petang mengatakan mereka tidak dapat melacak sekitar 20 miliar baht (605 juta dolar AS) dari keuntungan Shin Corp. Penjualan bebas pajak Shin Corp kepada perusahaan Singapura Temasek Holdings Januari 2006 memicu kemarahan masyarakat yang menimbulkan unjukrasa-unjukrasa selama berbulan-bulan dan berakhir dengan kudeta September. Militer membela kudeta itu dengan mengatakan pihaknya ingin menumpas korupsi di bawah pemerintah Thaksin, dan menganggap pembekuan asset itu sebagai salah satu tindakan-tindnkan terakhir dalam proses mengakhiri era Thaksin, kata para pengamat, seperti dilaporkan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007