Kupang (ANTARA News) - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan jumlah penderita kanker di Indonesia tak bisa diturunkan hanya dengan obat-obatan.

"Siapa bilang angka penderita kanker itu akan turun jika obat-obatan canggih diciptakan untuk menghilangkan kanker. Itu pemikiran yang salah," katanya di Kupang, Rabu.

Hal ini disampaikannya disela-sela pembukaan pelatihan perawatan pasien paliatif di rumah untuk tenaga kesehatan dan tenaga pelaku rawat di Kupang, ibukota NTT.

Menurutnya hal utama untuk mencegah meningkatnya jumlah angka penderita kanker di Indonesia adalah dengan cara melakukan deteksi dini.

Disamping itu edukasi yang benar kepada masyarakat terkait gaya hidup sehat harus ditingkatkan sehingga masyarakat mengerti.

"Kalau ini tidak dilakukan setiap tahun angka penderita kanker di Indonesia akan terus bertambah yang berujung pada stadium lanjut," tuturnya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengidap kanker tiap tahun terus bertambah tujuh juta orang, dan dua pertiga diantaranya adalah berada di negara-negara berkembang salah satunya Indonesia.

Ia menambahkan di Indonesia kanker menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, sebab setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100.000 penduduk

"Hal ini berarti dari 240 juta penduduk Indonesia ada sekitar 240 ribu pengidap kanker baru setiap tahunnya," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan masalah kanker itu menjadi masalah seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu semua pihak harus bekerja sama membasmi kanker.

Hal sederhana yang dilakukan menurutnya adalah terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara intensi di rumah sakit khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017