Jakarta (ANTARA News) - Monumen Nasional (Monas) di Jakarta tampak berwarna biru mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari, Selasa (24/10), demi merayakan 72 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan itu disampaikan Adila Arief Djali, staf komunikasi Pusat Informasi PBB (UNIC) Indonesia melalui telepon di Jakarta, Selasa (24/10).

"Lampu di bagian utama Monas akan berwarna biru mulai pukul enam sore hari," katanya.

Tahun lalu pada hari yang sama, sejumlah kawasan ikonik, seperti Gedung Sate dan Gedung Merdeka di Kota Bandung, Jawa Barat, turut berpartisipasi dalam hari jadi PBB dengan membuat bangunannya terlihat "biru".

Pada 2015, Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia yang ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tengah dinominasikan sebagai "Memory of the World" oleh pemerintah dunia ke Organisasi PBB untuk Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, dan Kebudayaan (UNESCO), juga turut berwarna biru demi merayakan hari jadi PBB.

Dalam laman resmi PBB, "UN Day" dirayakan demi memperingati isi "UN Charter" yang ditetapkan pada 1945.

"PBB berdiri setelah UN Charter diratifikasi oleh mayoritas negara anggota, termasuk lima anggota permanen Dewan Keamanan," kata PBB dalam lamannya.

Lembaga dunia itu melanjutkan, Hari PBB mulai diperingati sejak 1948.

"Majelis Umum PBB pada 1971 merekomendasikan agar Hari PBB yang dirayakan tiap 24 Oktober dijadikan hari libur oleh negara-negara anggota," katanya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sambutannya pada 72 Tahun PBB yang disiarkan langsung di laman lembaga itu, mengatakan dunia tengah mengalami banyak tantangan, sehingga perlu bersatu untuk menyelesaikan masalah yang ada.

"Dunia kita menghadapi berbagai tantangan besar. Konflik dan ketidaksetaraan yang semakin meluas. Cuaca ekstrem serta intoleransi yang mengancam banyak jiwa, termasuk ancaman keamanan, dan senjata nuklir," kata Antonio.

Namun, ia menambahkan dunia mempunyai kekuatan untuk mengatasi tantangan tersebut, dan yang dibutuhkan hanya kehendak.

"Masalah-masalah di dunia telah melampaui batas negara, sehingga kita harus mengatasi perbedaan kita untuk mengubah masa depan demi membangun dunia yang damai dan adil," katanya.

Pada Hari PBB, ia mengajak masyarakat internasional untuk mewujudkan visi "We the People" menjadi kenyataan.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017