Kepala Subdivre Bulog Rejang Lebong, Rudy Adlyn Damanik di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan saat ini pembelian gabah dari tiga kabupaten yang dibawahi Bulog Rejang Lebong yakni Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong masih nol persen.
"Sampai saat ini pembelian gabah dari petani dalam tiga kabupaten masih nol persen, kami saat ini kesulitan untuk memenuhinya karena harga pembelian pemerintah atau HPP lebih rendah dibandingkan harga beli yang ditawarkan oleh para pengepul atau pengusaha penggilingan padi," katanya.
Adapun HPP yang ditetapkan pemerintah untuk pembelian gabah di tingkatan petani adalah untuk pembelian gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp3.700 perkilogram, sedangkan pembelian gabah kering giling (GKG) seharga Rp4.600 perkilogram.
Sementara itu para pengepul atau pemilik usaha penggilingan padi membeli gabah petani untuk GKP di atas Rp4.000-Rp4.400 perkilogram dan GKG hingga lebih dari Rp5.000 perkilogram.
Akibatnya petani lebih memilih menjual gabah kering kepada pengepul daripada ke Bulog.
Kendati pembelian gabah oleh Bulog saat ini masih nol persen namun Rudy mengaku masih memiliki rasa optimistis mengingat sudah melakukan sosialisasi kepada petani dalam tiga kabupaten dan telah mendapat respon akan menjual hasil pertanian mereka minimal 8-10 persen ke Bulog.
"Kami sudah sampaikan kepada masing-masing Gapoktan dalam tiga kabupaten agar bisa menjual hasil produksi mereka 8-10 persen ke Bulog. Fungsi Bulog itu sendiri untuk menstabilkan harga, sehingga stoknya harus ada baik guna memenuhi kebutuhan Rastra maupun beras cadangan pemerintah," ujarnya.
Selain pembelian gabah yang belum ada sama sekali, Bulog Subdivre Rejang Lebong juga masih kesulitan memenuhi target pembelian beras petani, di mana untuk tahun ini ditargetkan sebanyak 3.000 ton sementara yang sudah terealisasi baru mencapai 459 ton atau berkisar 12 persen.
(T.KR-NMD/A043)
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017