Pangkalpinang (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) M. Jusuf Kalla menyetujui salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di China yang bergerak dibidang pertimahan, Yunan Tin, masuk ke Bangka Belitung (Babel), kata Gubernur Babel, Eko Maulana Ali.
"Saya baru saja diajak Wapres ke lima propinsi di China. Pada kesempatan itu disampaikan tentang akan masuknya Yunan Tin ke Babel, dan Wapres menyetujui," ujarnya, usai menghadiri sidang paripurna di DPRD Provinsi Babel, Selasa.
Yunan Tin akan mengembangkan industri hilir timah, yang selama ini belum begitu digarap oleh industri pemurnian bijih timah (smelter) di Bangka Belitung.
"Bijih timah belum diolah menjadi produk jadi atau produk siap pakai ramah lingkungan yang memerlukan teknologi. Bila itu dilakukan harga jual timah bisa meningkat tajam," ujarnya.
Dari sisi pemerintahan, ia menilai, masuknya investor dari China itu memberikan devisa buat negara, dan hal yang juga penting adalah tersedianya lapangan kerja yang cukup besar.
Usai pelantikan selaku Gubernur Babel pada 25 April 2007, Eko menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan tiga investor dari China, termasuk Yunan Tin Grup Holding Limited yang bergerak di bidang timah manufaktur dan industri hilir timah.
Dua perusahaan lainnya adalah PT Hoi Pak Far East International Limited dan PT Guangxi Qinzhou Jiahua Mining industry Ltd. yang keduanya berbisnis di bidang pengolahan terhadap sisa penambangan timah.
Sebelum adanya nota kesepahaman itu, Eko telah berkunjung ke beberapa lokasi penambangan timah di China. Di negara itu, penambangan dilakukan didalam tanah tanpa merusak permukaan tanah dan setelah diambil bijih timah, lobangnya ditutup kembali.
China juga mampu memanfaatkan limbah timah untuk berbagai keperluan dan industri setelah setelah diolah terlebih dahulu, sementara di Bangka limbah itu cendrung tidak dimanfaatkan.
Nantinya pengawasan terhadap pengoperasian ketiga Penanaman Modal Asing itu akan dilakukan dengan ketat dan penambangan hanya boleh dilakukan di kuasa penambangan yang diperuntukkan bagi mereka, kata Eko menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007