Bunga bangkai (Ammorphopallus titannum) yang ditemukan tumbuh di tengah kebun tersebut memiliki anatomi tinggi 60 sentimeter dengan lebar kelopak bunga 50 sentimeter.
Kelopak bunga berwarna merah keunguan dengan putik berwarna kuning dan bagian atas berwarna merah hati serta mengeluarkan aroma yang tidak sedap yang tercium hingga beberapa meter.
Bunga yang mekar untuk kedua kalinya di tempat yang sama pertama kali ditemukan Sartika (50) pemilik kebun, ketika hendak bersih-bersih tiga hari yang lalu.
"Saya tidak menyangka akan menemukan bunga bangkai, saat membersihkan rumput di kebun. Awalnya tercium aroma tidak sedap yang menusuk hidung, tapi saat saya temukan, Masih kuncup belum mekar," katanya.
(ANTARA/Ahmad Fikri)
Dia menjelaskan mekarnya bunga bangkai di kebun miliknya itu, merupakan kedua kalinya, setelah dua tahun yang lalu, namun yang pertama tidak sebesar yang kedua.
Dia menjelaskan mekarnya bunga bangkai di kebun miliknya itu, merupakan kedua kalinya, setelah dua tahun yang lalu, namun yang pertama tidak sebesar yang kedua.
"Sebelumnya sempat tumbuh dua tahun lalu dan baru tumbuh lagi sekarang," katanya.
Kepala Dusun (Kadus) III Desa Langensari, Kecamatan Karangtengah, Syahidin mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari warga terkait temuan bunga bangkai tersebut. Selama Ini, jarang warga langsung melapor ke pihak desa karena sudah sering bunga bangkai ukuran kecil itu mekar.
"Mungkin karena sudah sering tumbuh dan warga sudah tidak penasaran jadi pada cuek dan membiarkan. Sehingga sering tumbuh warga jarang ada yang memberitahukan ke pemerintah desa. Kami baru tahu kalau Ada warga yang datang ke desa," katanya.
Kepala Dusun (Kadus) III Desa Langensari, Kecamatan Karangtengah, Syahidin mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari warga terkait temuan bunga bangkai tersebut. Selama Ini, jarang warga langsung melapor ke pihak desa karena sudah sering bunga bangkai ukuran kecil itu mekar.
"Mungkin karena sudah sering tumbuh dan warga sudah tidak penasaran jadi pada cuek dan membiarkan. Sehingga sering tumbuh warga jarang ada yang memberitahukan ke pemerintah desa. Kami baru tahu kalau Ada warga yang datang ke desa," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017