Ankara/London (ANTARA News) - Pasukan elit Garda Revolusi Islam Iran, satuan militer dengan kekuatan politik dan ekonomi besar, diuntungkan oleh ketegangan Washington dengan Teheran, kata pengulas.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini menyatakan bahwa Iran tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian nuklir, yang ditandatangani tujuh negara pada 2015. Sikap tersebut bertolak belakang dengan negara-negara lain, yang mengatakan Teheran mematuhinya.
Garda Revolusi, yang bertanggung jawab langsung hanya kepada pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mulai memperluas kerajaan bisnis mereka sekitar 10 tahun lalu, sebelum Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap sektor energi dan finansial Iran pada 2012.
Garda Revolusi menguasai berbagai macam lini usaha, dari manajemen pelabuhan hingga komunikasi.
Saat Barat menarik diri dari sektor energi pada 2012 lalu, Garda Revolusi mengambil alih. Sementara setelah sanksi dicabut pada 2016, garda menjadi pemain tengah bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi ke Iran.
Jika para investor itu kembali menarik modalnya dari Iran--setelah Amerika Serikat menerapkan sanksi baru, maka Garda Revolusi siap mengambil alih, kata seorang pejabat yang dekat dengan kelompok Khamenei.
"Kami ingin para investor asing itu bertahan. Tapi jika mereka pergi karena tekanan dari Amerika Serikat, maka Garda Revolusi dengan mudah mengambil alih peran mereka," kata pejabat itu, yang menolak diungkap identitasnya.
Saat mendapat sanksi internasional, para penguasa Iran memberi Garda Revolusi kontrak-kontrak pembangunan. Sebagai imbalan, pasukan tersebut sering menekan kelompok oposisi dan membantu sejumlah sekutu Teheran di luar negeri seperti Irak dan Lebanon.
Namun, Garda tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan untuk membangkitkan ekonomi Iran di bawah sanksi. Pada akhirnya mereka menerima pendekatan pragmatis dari Presiden Hassan Rouhani yang rela mengorbankan ambisi nuklir Iran untuk mencabut sanksi-sanksi tersebut.
Sementara itu Khamenei, yang merupakan seorang tokoh radikal dengan otoritas tertinggi di hampir semua bidang kenegaraan, pada awalnya juga dengan hati-hati menyetujui langkah Rouhani. Namun baru-baru ini dia mengatakan bahwa program ekonomi sang presiden telah gagal.
Untuk mengakali sanksi sepihak dari Amerika Serikat, yang melarang semua perusahaan asal negara tersebut untuk bekerja sama dengan Garda maupun perusahaan yang terhubung dengannya, Garda menciptakan beberapa perusahaan cangkang.
Dari sisi Rouhani, dia sudah berupaya membujuk perusahaan-perusahaan besar Eropa untuk kembali ke Iran dengan membatasi keterlibatan Garda dalam sejumlah aktivitas ekonomi--misalnya dengan memaksa transfer kepemilikan dari Garda menjadi perusahaan negara.
Dalam beberapa bulan terakhir, Garda Revolusi merespon dengan mengkritik Rouhani karena dianggap lebih mementingkan perusahaan asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
"Garda Revolusi akan menjadi pihak yang paling diuntungkan oleh ketegangan dengan Washington. Untuk melindungi kepentingan ekonomi mereka, Garda Revolusi memilih keterlibatan terbatas dengan Barat," kata diplomat Barat, yang mengikuti perkembangan Iran.
Meski masih ingin mempertahankan kesepakatan nuklir, banyak negara Eropa yang khawatir terhadap aktivitas pengembangan rudal kendali Iran dan perilaku mereka yang dinilai "membahayakan kestabilan" kawasan.
Garda Revolusi bersikukuh ingin mempercepat pengembangan program rudal kendali. Sementara di sisi lain, milisi sekutu Iran juga memperoleh kemenangan besar di Suriah dan Irak.
Banyak perusahaan asing yang hingga kini masih ragu menginvestasikan modal mereka ke Iran karena khawatir akan sanksi sepihak dari Amerika Serikat.
Sementara itu, Iran membutuhkan milyaran dolar AS untuk merevitalisasi industri, termasuk sektor minyak dan gas, serta membangun sektor lain yang terhambat akibat kurangnya pendanaan dari negara Barat.
Kini, nasib perundingan nuklir Iran sepenuhnya bergantung pada Kongres Amerika Serikat, yang punya waktu 60 hari untuk memutuskan memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Tehran. Di sisi lain, Washington mengaku tidak akan menghalangi Eropa jika mereka ingin melanjutkan kerja sama dengan Iran, demikian Reuters.
(UU.G005)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017