Kupang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT dan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTT bagian barat.
"Untuk tanggal 23 Oktober 2017 ada potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah NTT dan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTT bagian barat," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji melalui laman http://www.bmkg.go.id di Kupang, Minggu.
Khusus untuk potensi Karhutla, katanya, berpeluang terjadi di Pahungalodu Kabupaten Sumba Timur, NTT dengan tingkat kepercayaan 82 persen pada 10.0696 Lintang Selatan dan 120.75 Bujur Timur.
"Hasil deteksi satelit Terra dan Aqua menunjukkan area potensial kebakaran hutan dan lahan terlihat di Pulau Sumba bagian timur, sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Sebagai antisipasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika setempat mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan pada ancaman kebakaran hutan dan lahan hingga akhir Nopember 2017.
Peringatan ini katanya berkaitan perkiraan bahwa musim hujan di NTT berdasarkan perkirakan pihak Stasiun Klimatologi (Staklim) Kelas II Lasiana Kupang baru akan tiba di awal hingga pertengahan November untuk beberapa kabupaten.
Sementara secara keseluruhan hujan akan terjadi di NTT diperkirakan pada akhir November 2017.
"Sepekan ini harus benar-benar waspada, karena beberapa lokasi bisa tidak ada hujan lebih dari dua hari. Jika pun hujan maka intensitasnya sangat rendah sekali yakni kurang dari 50 mm," katanya.
Berdasarkan kondisi ini sebagian besar kabupaten di NTT masih rawan mengalami kejadian karhutla (zona merah).
Untuk prospek kedepan terhadap kemunculan titik panas (hotspot) dan kabut asap masih perlu diwaspadai, karena berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca masih menunjukkan sangat mudah terjadi kebakaran.
Walaupun begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan/hutan, jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu terlalu cemas dan diimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru BMKG kepada masyarakat.
Selain itu, BMKG juga akan menginfokan perkembangan terbaru kepada instansi terkait untuk mengatasi kemunculan asap akibat kebakaran lahan maupun hutan.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017