Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Menteri Negara BUMN bertekad mengurangi dan menekan jumlah setoran dividen dari perusahaan BUMN mulai 2007, dan akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan BUMN, terutama dalam melakukan ekspansi bisnis, kata Menneg BUMN Sofyan Djalil di Jakarta, Selasa. Menurut menteri, perusahaan yang mempunyai potensi pertumbuhan luar biasa harus didukung penuh dan tidak dihambat dengan "kutipan" dividen. "BUMN yang potensi growth-nya luar biasa kita akan dukung," katanya. Menurut menteri, mengambil dividen dalam jumlah besar dari perusahaan yang tengah mengalami pertumbuhan luar biasa untuk menyelamatkan BUMN lain yang sedang "sekarat" merupakan tindakan yang salah. "Itu cara yang salah, intinya jangan meletakkan uang di tempat yang salah," katanya. Seperti diketahui, berdasarkan target dividen yang harus diterima pada 2006, negara diharapkan dapat memperoleh Rp20,800 triliun dan realisasinya justru mencapai Rp20,994 triliun. Dalam hal penerimaan dividen, pemberi kontribusi terbesar adalah PT Pertamina yang mencapai Rp11,951 triliun (sebagian berasal dari carry over pembagian laba 2003 dan 2004 sebesar Rp3.722,65 miliar). Sementara kontribusi penerimaan deviden BUMN dari non-PT Pertamina pada 2006 sebesar Rp9.043 miliar di antaranya berasal dari dividen interim PT Telkom Tbk. sebesar Rp500 miliar. Meski ada kecenderungan setoran dividen perusahaan BUMN meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam tiga tahun terakhir, tetapi pemerintah telah membulatkan tekad untuk tidak mengandalkan dividen sebagai alat menambal defisit APBN.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007