Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Cipta Asa Nusantara didukung Cipta Olah Persada (COP) akan segera menggelar “Nyanyian Indonesia”, sebuah wadah bagi generasi muda Indonesia berjiwa nasionalis dan menjunjung tinggi seni dan budaya serta nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

Pergelaran ‘Nyanyian Indonesia’ akan digelar Selasa, 24 Oktober 2017, pukul 12.30 - 17.50 WIB di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Bogor, Jawa Barat.

Pergelaran yang dirancang sejak awal ini agar generasi muda mau mempelajari seni dan budaya Indonesia dengan cara menjadi pelaku seni dan pelaku budaya secara langsung, kata Yudi Latief, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Sabtu.

Yudi Latief yang akan mengisi kuliah umum dalam “Nyanyian Indonesia” mengatakan bahwa melalui gerakan ini, generasi muda dapat merasakan getar nurani dari seni budaya dari berbagai suku di Tanah Air.

“Jadi, bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati keanekaragaman budaya Indonesia dengan 1340 suku dan 564 bahasa yang kita punya sebagai orang Indonesia? Jawabannya adalah kita mau secara langsung ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada di masyarakat kita sendiri, apa pun bentuknya.”

“Tapi, bagaimana kita bisa melestarikan dan mengembangkannya kalau tidak memulainya dengan memahami latar belakang dari keanekaragaman seni budaya kita itu,” katanya.

Sejauh ini, salah satu kebijakan pemerintah yang perlu mendapat apresiasi dan harus terus didukung adalah mewajibkan adanya penampilan seni budaya daerah di setiap event atau kegiatan akbar bertaraf nasional, misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya.

Pendukung penyelenggaraan “Nyanyian Indonesia”, COP, bukanlah sanggar seni tari atau seni suara, melainkan kumpulan para mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi di Indonesia yang menyisihkan waktu untuk mempelajari latar belakang seni budaya Indonesia, termasuk lagu daerah dan tarian adat.

Sebagian besar anggota COP adalah para sarjana S-1 maupun S-2 yang mau mengambil waktu khusus untuk tetap mengabdikan dirinya untuk menyajikan bentuk pementasan tarian dan nyanyian dari berbagai suku dari seluruh Tanah Air.

Saat ini, bekerja sama dengan COP melalui proses penyaringan dan pelatihan dari daerah ke daerah, “Nyanyian Indonesia” telah membentuk generasi muda dari berbagai suku di Indonesia dari Sabang sampai Merauke hingga mencapai jumlah keanggotaan 700 orang.

“Kami ingin mempersatukan Nusantara melalui seni dan budaya. Pagelaran ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda menjadi pelaku seni dan pelaku budaya.”

“Ini akan menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan kemauannya untuk menjunjung tinggi persatuan bangsa dan negara melalui nyanyian, tari, seni dan budaya Indonesia,” katanya.

Yudi menegaskan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Indonesia yang sangat jelas mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman.

Walaupun masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, lanjut Yudi, namun masyarakat Indonesia tetap disebut sebagai satu bangsa Indonesia, yang memiliki bahasa dan negara sama, yaitu Bahasa Indonesia dan Tanah Air Indonesia.

“Kita, bangsa Indonesia, harus bersatu padu agar menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Tapi, untuk dapat bersatu, kita harus lebih dulu punya pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan serta tingkah laku kita dalam kehidupan sehari–hari,” kata anggota Dewan Pendiri Nurcholish Madjid Society ini.

Pewarta: Suryanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017