"Angka rasio ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2014 atau sebelum Presiden Joko Widodo menjabat, yaitu 1,55 persen," katanya usai membuka pelatihan pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Solo Technopark di Solo, Jateng, Sabtu.
Menurut dia, realisasi rasio wirausaha di Indonesia saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan standar rasio wirausaha di tingkat internasional, yaitu 2 persen.
"Melalui data ini dapat dipastikan bahwa UKM di Indonesia sudah naik kelas," katanya.
Ia mengatakan pemerintah menargetkan hingga akhir tahun ini rasio wirausaha di Indonesia mencapai 4 persen.
Sementara itu, dikatakannya, cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan rasio wirausaha di sebuah negara adalah pemerintah harus hadir untuk ikut menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
"Salah satu contohnya adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat. Kami juga mendorong peningkatan produksi UKM di Indonesia melalui bantuan modal," katanya.
Ia mengklaim salah satu bantuan pembiayaan dari pemerintah yang berhasil membantu para pelaku usaha, yaitu kredit usaha rakyat (KUR).
"Untuk KUR suku bunganya sudah mengalami penurunan, dari awalnya 22 persen saat ini turun menjadi 9 persen. Pemerintah merencanakan suku bunga KUR ini akan kembali diturunkan dalam waktu dekat," katanya.
Sedangkan mengenai pemasaran, ia mengimbau kepada para pelaku usaha kecil dan menengah agar dapat meningkatkan penjualannya dengan cara "online".
"Meski demikian penjualan secara offline juga penting. Keduanya ini harus berjalan seimbang," katanya.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017